LINGKUNGAN
BASIS DATA
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata
Kuliah
PENGANTAR BASIS DATA
Dosen Pengasuh Rini Arianty SKOM., MMSI
Disusun Oleh :
Dwi Oktaviani 43214310
Elsa Tut Komila 43214528
Gati Agusti Dimaryani 44214468
Lisa Lida Sari 46214104
Nona Fabriana Putri 48214006
Nuri Pradita Eolia 48214218
Shifa Nurmala 4A214233
PROGRAM STUDI D3 BISNIS & KEWIRAUSAHAAN
AKUNTANSI KOMPUTER UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Database atau basis data yang
merupakan suatu kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer
dan dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak (program
aplikasi) untuk menghasilkan informasi yang sangat berguna untuk kehidupan
sehari-hari. Dalam basis data juga terdapat lingkungan basis data yang juga
sangat berpengaruh dan sangat penting. oleh karena itu, saya akan menjeleskan
tentang yang terkait di lingkungan basis data.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud DBMS?
2. Apakah
yang dimaksud model data?
3. Bagaimana
Arsitektur DBMS biasanya dipergunakan?
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan didapatkan dalam Lingkungan Basis
Data, yaitu:
1. Dapat
menjelaskan tingkatan arsitektur basis data
2. Dapat
menjelaskan konsep data independence,
komponen DBMS, fungsi DBMS serta bahasa yang digunakan didalam DBMS
3. Dapat
mengetahui perbedaan model data berbasis objek, record, konseptual, dan fisik
4. Menjelaskan
fungsi dan isi dari data dictionary
5. Mengetahui
perbedaan arsitektur DBMS, multi user
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Lingkungan basis data
Lingkungan basis data merupakan
sebuah habitat di mana terdapat basis data untuk bisnis. Dalam lingkungan basis
data, pengguna memiliki alat untuk mengakses data. Pengguna melakukan semua
tipe pekerjaan dan keperluan mereka bervariasi seperti menggali data (data
mining), memodifikasi data, atau berusaha membuat data baru. Pengguna tertentu
tidak diperbolehkan mengakses data, baik secara fisik maupun logis.
Tujuan utama dari sistem basis data
yaitu menyediakan pemakai melalui suatu pandangan abstrak mengenai data, dengan
menyembunyikan detail dari bagaimana data disimpan dan dimanipulasikan. Titik
awal untuk perancangan sebuah basis data haruslah abstrak dan deskripsi umum
dari kebutuhan-kebutuhan informasi suatu organisasi harus digambarkan di dalam
basis data.
Jika sebuah basis data merupakan
suatu sumber yang dapat digunakan bersama. Setiap pemakai membutuhkan pandangan
yang berbeda-beda terhadap data di dalam basis data. Untuk memenuhi kebutuhan
ini, arsitektur komersial basis data yang banyak digunakan telah tersedia saat
ini dan telah mengalami perluasan yaitu arsitektur ANSI-SPARC.
ANSI-SPARCH (stands for American National Standards
Institute, Standards Planning And Requirements Committee) yaitu standar desain
abstrak untuk Sistem Manajemen Database (DBMS), yang pertama kali diusulkan
pada tahun 1975. Model ANSI-SPARC ini tidak pernah menjadi standar formal.
Tiga
Tingkatan Arsitektur Basis data ANSI-SPARC
Terdapat beberapa tujuan dari Tiga Tingkatan
Arsitektur Basis Data ANSI-SPARC yaitu :
o
Membedakan cara pandang pemakai terhadap
basis data dan cara pembuatan basis data secara fisik.
o
Setiap pengguna harus dapat mengakses data
yang sama, tetapi memiliki pandangan yang berbeda disesuaikan data.
o
Pengguna tidak harus berurusan dengan
penyimpanan database fisik. Mereka harus diizinkan untuk bekerja dengan data
itu sendiri, tanpa memperhatikan bagaimana secara fisik disimpan.
Terdapat
tiga tingkatan arsitektur basis data terdiri dari :
ü Tingkat
Eksternal (External Level)
Merupakan cara pandang pemakai terhadap basis data
agar pembuatan basis data ini relevan bagi seorang pemakai tertentu. Yang
terdiri dari sejumlah cara pandang berbeda dari sebuah basis data.
Masing-masing pemakai merepresentasikan dalam bentuk yang sudah dikenalnya.
Cara pandang secara eksternal hanya terbatas pada entitas, atribut dan hubungan
antar entitas (relationship) yang diperlukan.
ü Tingkat
Konseptual (Conseptual Level)
Merupakan kumpulan cara pandang terhadap basis data.
Menggambarkan data yang disimpan dalam basis data dan hubungan antara datanya.
Hal-hal
yang digambarkan dalam tingkat konseptual yaitu:
§ Semua
entitas beserta atribut dan hubungannya
§ Batasan
data
§ Informasi
semantik tentang data
§ Keamanan
dan integritas informasi
ü Tingkat
Internal (Internal Level)
Merupakan perwujudan basis data dalam komputer. Yang
menggambarkan bagaimana basis data disimpan secara fisik di dalam peralatan
storage yang berkaitan erat dengan tempat penyimpanan / physical storage.
Hal
–hal yang digambarkan adalah:
§ alokasi
ruang penyimpanan data dan indeks
§ deskripsi
record untuk penyimpanan (dengan ukuran penyimpanan untuk data elemen)
§ penempatan
record
§
pemampatan data dan teknik encryption
2.2
Data independence, Komponen DBMS, Fungsi DBMS serta Bahasa yang digunakan didalam DBMS
Konsep
Data Independence
Indepedensi data (data independensi) adalah
kemampuan untuk melakukan perubahan pada struktur data tanpa melakukan
perubahan pada program-program aplikasi yang memproses data. Oleh karena itu,
terdapat tujuan utama dari 3 tingkat arsitektur adalah memelihara kemandirian
data (data independence) yang berarti perubahan yang terjadi pada tingkat yang
lebih rendah tidak mempengaruhi tingkat yang lebih tinggi.
Jenis data independence, yaitu:
a. Physical
Data Independence
Bahwa internal skema dapat diubah oleh DBA tanpa
mengganggu konseptual skema. Dengan kata lain physical data independence
menunjukkan kekebalan konseptual sekema data terhadap perubahan internal skema.
b. Logical
Data Independence
Bahwa konseptual skema dapat diubah oleh DBA tanpa
mengganggu eksternal skema. Dengan kata lain logical data independence
menunjukkan kekebalan eksternal schema terhadap perubahan konseptual skema.
Prinsip data independence adalah salah satu hal yang
harus diterapkan di dalam pengelolaan sistem basis data dengan alasan-alasan
sbb :
1) DBA
dapat mengubah isi, lokasi, perwujudan dalam organisasi basis data tanpa
mengganggu program-program aplikasi yang sudah ada.
2) Pabrik
/ agen peralatan / software pengolahan data dapat memperkenalkan produk-produk
baru tanpa mengganggu program-program aplikasi yang sudah ada.
3) Untuk
memindahkan perkembangan program-program aplikasi.
4) Memberikan
fasilitas pengontrolan terpusat oleh DBA demi keamanan dan integritas data
dengan memperhatikan perubahan-perubahan
kebutuhan pengguna.
DBMS
Untuk mengelola data base diperlukan suatu perangkat
lunak (Database Management System). Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya
tentang pengertian DBMS yaitu :
1)
C.J. Date : DBMS adalah merupakan
software yang menghandel seluruh akses pada database untuk melayani kebutuhan
user.
2)
S. Attre : DBMS adalah software,
hardware, firmware dan procedure-procedure yang memanage database. Firmware
adalah software yang telah menjadi modul yang tertanam pada hardware (ROM).
3)
Gordon C. Everest : DBMS adalah
manajemen yang efektif untuk mengorganisasi sumber daya data.Dapat disimpulkan
bahwa DBMS adalah suatu system perangkat lunak yang memungkinkan user
(pengguna) untuk membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses database secara
praktis dan efisien. Dengan DBMS, user akan lebih mudah mengontol dan
memanipulasi data yang ada.
KOMPONEN DBMS
Sebuah DBMS (Database Management System) umumnya
memiliki sejumlah komponen fungsional (modul) seperti :
- File
Manager: mengelola ruang dalam disk dan struktur data yang dipakai untuk
merepresentasikan.
- Informasi
yang tersimpan dalam disk.
- Database
Manager: menyediakan interfaceantara data low-level yang ada di basis data
denganprogram.
- Aplikasi dan
query yang diberikan ke sistem.
- Query
Processor, yang menterjemahkan perintahperintah dalam query language ke
perintah low-level yang dapat dimengerti oleh database manager.
- DML
Precompiler, yang mengkonversi perintah DMLyang ditambahkan dalam sebuah
program aplikasi kepemangin prosedur normal dalam bahasa induk.
- DDL
Compiler, yang mengkonversi perintah-perintahDDL ke dalam sekumpulan tabel yang
mengandung metadata. Tabel-tabel ini
kemudian disimpan dalam kamus data.
Fungsi DBMS
Database atau basis data berkaitan erat dengan DBMS
dimana aplkasi DBMS menyediakan fasilitas untuk melakukan fungsi :
1.
Pendefinisian data yang meliputi
penentua tipe, struktur dan batasan data yang akan disimpan dalam basis data.
2.
kontruksi data yang meliputi proses
penyimpanan data dalam database yang pengendaliannya diatur oleh DBMS
3.
Manipulasi data merupakan fungsi
untuk menampilkan data, mengubah data serta menampilkan data yang ada dalam
bentuk laporan
4.
Keamanan dan integritas data. (buku
Solusi Bisnis Berbasis Microsoft Office System 2003, irwan sardi pt elex media
komputindo)
5.
Menyediakan data dictionary
Bahasa yang digunakan DBMS
A.
Data
Definision Language ( DDL )
DDL ( Data Definision Language ) adalah
perintah-perintah yang digunakan untuk menjelaskan objek dari database. Dengan
kata lain DDL digunakan untuk mendefinisikan kerangka database.
B.
DML
( Data Manipulation Language )
Data Manipultion Language adalah perintah-perintah
yang digunakan untuk mengoperasikan atau memanipulasi isi database. Adapun
perintah-perintah pada DML diantaranya : Select, Insert, Update dan Delete.
2.3
Perbedaan model data berbasis objek, record, konseptual, dan fisik
Model
data
merupakan suatu kumpulan konsep yang terintegrasi
yang menggambarkan data, hubungan antara data dan batasan-batasan data dalam
suatu organisasi.Fungsi dari sebuah model data untuk merepresentasikan data
sehingga data tersebut mudah dipahami. Model data terdapat berbasis objek,
record, konseptual maupun fisik.
Model
Data Berbasis Objek
Model data logika berbasis objek (object-based
logical model) digunakan untuk mendeskripsikan data pada tingkat konseptual dan
view. Pendeskripsian data pada model ini dibuat berdasarkan fakta sehingga
memberikan kemampuan penstrukturan secara fleksibel, dan memungkinkan untuk
menspesifikasikan kendala-kendala datanya secara eksplisit.
Beberapa model data logika berbasis objek yang sudah
dikenal diantaranya adalah:
- Model
entity-relationship
- Model
berorientasi objek (object-oriented model)
- Model
biner
- Model
data semantic
- Model
infological
- Model
data fungsional
Model Data Berbasis Record
Model logika berbasis record digunakan untuk
menggambarkan data pada tingkat konseptual
dan view. Model data ini bersama dengan model data logika berbasis objek
biasanya digunakan untuk menyatakan stuktur logika database secarakeseluruhan.
Selain itu juga digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran penerapannya
dalam tingkat yang lebih tinggi daripada gambaran fisiknya. Struktur database
pada model logika berbasis record ini dinyatakan dengan type record yang
mempunyai format tetap. Artinya setiap type record mempunyai beberapa field
atau atribut dengan jumlah tetap, dan setiap field mempunyai panjang yang
tetap. Tiga model data pada kelompok ini yang telah diterima secara meluas
adalah model data relasi, jaringan (network) dan hirarki.
Model
data konseptual
Model konseptual bukanlah pendekatan proses
informasi seorang programmer aplikasi, tetapi merupakan kombinasi beberapa cara
untuk memproses data untuk beberapa aplikasi. Model konseptual tidak tergantung
pada aplikasi individual, tidak tergantung pada DBMS yang digunakan, tidak
tergantuk pada hardware yang digunakan serta tidak tergantung juga pada
phisikal model
Model data berbasis fisik
Perancangan basis data secara fisik merupakan proses
pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file
basis data untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi.
Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi
untuk basis data yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur
penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan internal
schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS).
Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan basis
data secara fisik :
1.
Response
time
: waktu yang telah berlalu dari
suatu transaksi basis data yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan.
Pengaruh utama pada response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu
akses basis data untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response
time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah
pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
2.
Space
utility : Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh
file-file basis data dan struktur-struktur jalur akses.
3.
Transaction
throughput :Rata-rata jumlah transaksi yang dapat
diproses per menit oleh sistem basis data, dan merupakan parameter kritis dari
sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank,
dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan
jalur akses untuk file-file basis data.
2.4
Fungsi dan isi dari data dictionary
Pengertian
Data Dictionary
Kamus data atau systems data dictionary adalah
katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem
informasi. Dengan DD analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di
system dengan lengkap. Pada tahap analisis sistem, DD digunakan sebagai alat
komunikasi antara analis sitem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir
ke sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang
dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, DD digunakan
untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. DD dibuat
berdasarkan arus data yang ada di DFD (Data Flow Diagram). Arus data di DFD
sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja. Keterangan
lebih lanjut tentang struktur dari suatu arus data di DFD secara lebih terinci
dapat dilihat di DD. Gambar berikut menunjukkan hubungan antara DFD dengan DD.
DD tidak menggunakan notasi grafik sebagaimana
halnya DFD. DD berfungsi membantu pelaku system untuk mengerti aplikasi secara
detil, dan mereorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara
presisi sehingga pemakai dan penganalisa sistem punya dasar pengertian yang
sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.
DD
mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut:
1. Menjelaskan
arti aliran data dan penyimpanan dalam DFD.
2. Mendeskripsikan
komposisi paket data yang bergerak melalui aliran, misalnya alamat diuraikan
menjadi kota, kodepos, propinsi, dan negara.
3. Mendeskripsikan
komposisi penyimpanan data.
4. Menspesifikasikan
nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan dan aliran.
5. Mendeskripsikan
hubungan detil antara penyimpanan yang akan menjadi titik perhatian dalam
entity relationship diagram.
Isi
DD
Data dictionary harus dapat mencerminkan keterangan
yang jelas tentang data yang dicatatnya. Untuk maksud keperluan ini, maka DD
harus memuat hal-hal berikut :
a. Nama
arus data.
Karena DD dibuat berdasarkan arus data yang mengalir
di DFD, maka nama dari arus data
juga harus dicatat di DD, sehingga mereka yang membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu
arus data tertentu di DFD dapat
langsung mencarinya dengan mudah di DD.
b. Alias.
Alias atan nama lain dari data dapat dituliskan bila
nama lain ini ada. Alias perlu
ditulis karena data ayang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya, misalnnya
bagian pembuat faktur dan langganan
menyebut bukti penjualan sebagai faktur,
sedang bagian gudang menyebutnya sebagai tembusan permintaan persediaan. Baik faktur dan tembusan permintaan
persediaan ini mempunyai struktur data
yang sama, tetapi mempunyai struktur yang berbeda.
c. Bentuk
data.
Bentuk data perlu dicatat di DD, karena dapat
digunakan untuk mengelompokkan DD ke
dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.
·
DD yang mencatat data yang mengalir
dalam bentuk dokumen dasar atau formulir
akan digunakan untuk merancang bentuk input sistem.
·
DD yang mencatat data yang mengalir
dalam bentuk laporan tercetak dan
dokumen hasil cetakan komputer akan digunakan untuk merancang output yang akan dihasilkan oleh
sistem.
·
DD yang mencatat data yang mengalir
dalam bentuk tampilan dilayar monitor
akan digunakan untuk merancang tampilan layar yang akan dihasilkan oleh sistem.
·
DD yang mencatat data yang mengalir
dalam bentuk parameter dan variabel
akan digunakan untuk merancang proses dari program.
·
DD yang mencatat data yang mengalir
dalam bentuk dokumen, formulir, laporan,
dokumen cetakan komputer, tampilan di layar monitor, variabel dan field akan digunakan untuk merancang database.
d. Arus
data.
Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan ke
mana data akan menuju. Keterangan
arus data ini perlu dicatat di DD supaya memudahkan mencari arus data ini di DFD.
e. Penjelasan.
Untuk tidak memperjleas lagi tentang makna dari arus
data yang dicatat di DD, maka bagian
penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut. Sebagai misalnya nama dari arus data
adalah tembusan permintaaan
persediaan, maka dapat lebih dijelaskan sebagai tembusan dari faktur penjualan untuk meminta barang dari gudang.
f.
Periode. Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. Periode
perlu dicatat di DD karena dapat
digunakan untuk mengidentifikasikan kapan
input data harus dimasukkan ke sistem, kapan proses dari program harus dilakukakan dan kapan laporan-laporan
harus dihasilkan.
g. Volume.
Volume yang perlu dicatat di DD adalah tentang
volumen rata-rata dan volume puncak
dari arus data. Volume rata-rata menunjukkan banyaknya rata-rata arus data yang mengalir dalam suatu periode tertentu dan volume puncak menunjukkan volume yang
terbanyak, Volume ini digunakan untuk
mengidentifikasikan besarnya simpanan luar yang akan digunakan, kapasitas dan jumlah dari alat input, alat pemroses, dan alat Output.
h. Struktur
Data.
Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di
DD terdiri dari item-item apa saja. Sebagai contoh, dalam pembangunan medical
system yang menyimpan data pasien dapat didefinisikan data berat dan Tinggi
dengan cara sebagai berikut:
a. Berat
= *Berat Pasien ketika mendaftar dirumah sakit. *satuan: Kilogram; rentang :1-200*
b. Tinggi
= *Tinggi pasien ketika mendaftar di rumah sakit. * Satuan: Sentimeter; rentang
1-200*
c. Berat_sekarang
= *satuan: Kilogram; rentang :1-200*
d. Tinggi_Sekarang
= * Satuan: Sentimeter; rentang 1-200*
e. Tanggal_Lahir
= *satuan : hari sejak 1 Januari 1900: rentang 36500*
f. Jenis_Kelamin
= *nilai : [ P/W ]*
Elemen data opsional didefinisikan sebagai sesuatu
yang dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan atau tidak perlu
digunakan sebagai pilihan dari sejumlah alternative. Masalah alternative
pilihan merupakan hal penting, karena pemakai harus diyakinkan bahwa semua
kemungkinan yang ad sudah tercakup. Pemakai akan kewalahan jika harus membaca
DD item demi item untuk mengecek kebenaran DD tersebut. Ada sejumlah cara untuk
mengecek kelengkapan, konsistensi, dan kontradiksi melalui testing dengan
sejumlah pertanyaan sebagai beriikut :
a. Apakah
semua aliran dalam DFD sudah didefinisikan dalam DD?
b. Apakah
semua komponen elemen data sudah didefinisikan?
c. Adakah
elemen data yang didefinisikan lebih dari satu kali?
d. Apakah
semua notasi yang digunakan pada DD sudah dikoreksi?
e. Adakah
elemen data dalam DD tidak menjelaskan sesuatu dalam DFD (Data Flow Diagram)
atau ER (Entity Relationship).
Membangun DD adalah salah satu dari sejumlah aspek
analisa yang paling banyak
menghabiskan waktu. Tetapi DD merupakah salah satu aspek terpenting, tanpa DD yang mendefinisikan semua
terminologi maka presisi sistem akan menjadi
harapan kosong belaka. Contoh :
Nama_tarian = kode_tarian + nama_tarian +
asal_tarian + lama_tarian + deskripsi_tarian.
a. @Kode_tarian = Kategori_tari +
no_urut_tari
a.1. kategori_tari = 1{karakter}2 => [ | A | B | .. | Z | ]
a.2. no_urut_tari = 1{numerik}2 => [ | 000 | 001 | … | 999 | ]
a.1. kategori_tari = 1{karakter}2 => [ | A | B | .. | Z | ]
a.2. no_urut_tari = 1{numerik}2 => [ | 000 | 001 | … | 999 | ]
b. Nama_tarian
= 1{karakter}20
=> [ | A | B | .. | Z | ]
c. Asal_tarian
= 1{karakter}15 => [ | A
| B | .. | Z | ]
d. Lama_tarian =
Jam + menit
d.1. jam = 1{numerik}1 => [ | 0 | 1 | .. | 9 | ]
d.2. menit = 1{numerik}2 => [ | 00 | 01 | .. | 60 | ]
d.1. jam = 1{numerik}1 => [ | 0 | 1 | .. | 9 | ]
d.2. menit = 1{numerik}2 => [ | 00 | 01 | .. | 60 | ]
e. Deskripsi_tarian = 1{karakter}20 => [ | A |
a. Tgl_hari : 1{numerik}2 => [ | 01 | 02 | .. | 31 | ]
b. Bulan : 1{numerik}2 => [ | 01 | 02 | .. | 12 | ] 01 =
“Januari” 02 = “Februari” — 12 = “Desember”
c.
Tahun : 1{numerik}4 => [ | 1900 | 1901 | 1902 | .. | 2999 | ]
2.5
Perbedaan Arsitektur DBMS multi user
Arsitektur
DBMS Multi Pengguna
Pada seksi ini akan di jelaskan mengenai arsitektur
yang biasanya digunakan untuk mengimplementasikan sistem basis data yang multi
user, yaitu teleprocessing, file server dan client server.
§ Teleprocessing
Arsitektur tradisional untuk sistem multi pengguna
adalah teleprocessing, dimana satu komputer dengan sebuah CPU dan sejumlah
terminal.
Terminal untuk pengguna berjenis ‘dumb’, yang tidak
dapat berfungsi sendiri dan masing-masing dihubungkan ke komputer pusat.
Terminal-terminal tersebut mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol
komunikasi pada sistem operasi ke program aplikasi, yang bergantian menggunakan
layanan DBMS. Komputer server langsung bisa terhubung degan beberapa terminal.
hgb. Dapat mengirim / menerima pengolahan data dgn jarak yg jauh.
§ File-Server
Proses didistribusikan ke dalam jaringan, sejenis
Local Area Network (LAN). File server mengendalikan file yang diperlukan oleh
aplikasi dan DBMS. Meskipun aplikasi dan DBMS dijalankan pada masing-masing
workstation, tetapi tetap meminta file dari file server jika diperlukan
(perhatikan gambar di bawah ini). Dengan cara ini, file server berfungsi
sebagai sebuah hard disk yang digunakan secara bersamaan. DBMS yang ada pada
setiap workstation meminta data ke file server untuk semua data yang diinginkan
oleh DBMS.
§ Client
Server
Untuk mengatasi kelemahan arsitektur-arsitektur di
atas maka dikembangkan arsitektur client-server. Client-server menunjukkan cara
komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem. Sesuai dengan namanya, ada
sebuah pemroses client yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang menyediakan
sumbernya. Tidak ada kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada
mesin yang sama. Secara ringkas, umumnya server diletakkan pada satu sisi dalam
LAN dan client pada sisi yang lain. Dan juga dapat terhubung degan beberapa
station kerja.
BAB
III
KESIMPULAN
Dari
tulisan atau pembahasan diatas tentang Lingkungan Basis Data dapat disimpulkan
bahwa lingkungan basis data sangat luas seperti arsitektur basis data terdapat
tiga tingkatan, yang harus mengijinkan untuk bekerja dengan data itu. konsep
data independenc, komponen DBMS, fungsi DBMS serta bahasa yang digunakan
didalam DBMS untuk mengakses suatu software. Dan dapat dibayangkan bagaimana
jika tidak ada basis data. semua perkejaan semakin susah, membutukan waktu yang
lama.
HM, Jogiyanto,
Analysis and Disain Sistem Informasi (Pendekatan terstruktur), Penerbit Andi
Offset, Yogyakarta, 1995.
Martin, Merle
P., Analysis and Design of Business Information System, Macmillan Publishing
Company, New York, 1991.
Pohan, Husni
Iskandar, Pengantar Perancangan Sistem, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997.
Koh, 2005, dalam
Janner Simarmata & Imam Paryudi 2006: 33
Sistem Informasi
Manajemen (ed.10) By McLeod (Pearson)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar