Kamis, 26 Maret 2015

WAWASAN NUSANTARA



A.    Wawasan Nasional Suatu Bangsa
Suatu bangsa yang telah menegara, dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya. Pengaruh itu timbul dari hubungan timbal balik antara filosofi bangsa, ideology, aspirasi serta cita-cita dan kondisi social masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah serta pengalaman sejarahnya.
      Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu jonsepsi berupa wawasan nasional untuk menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup,keutuhan wilayah serta jati diri bangsa. Kata “Wawasan” itu sendiri berasal dari wawas (bahasa jawa) yang artinya melihat atau memandang. Dengan penambahan akhiran “an” kata ini secara harfiah berarti: cara penglihatan atau cara tinjau atau cara pandang.
      Kehidupan suatu bangsa dan Negara senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis. Karena itu, wawasan itu harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam mengadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar kejayaannya.
      Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, satu bangsa perlu memperhatikan tiga factor utama:
1.      Bumi atau ruang di mana bangsa itu hidup.
2.      Jiwa, tekad, dan semangat manusianya atau rakyatnya.
3.      Lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksitensinya yang serba terhubung (melalui interaksi dan interrelasi) dan dalam pembangunannya di linkungan nasional (termasuk local dan propinsional), regional ,serta global.

B.     Teori-teori Kekuasaan
Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan gepolitik yang dianutnya. Beberapa teori paham kekuasaan dan teori geopolitik diuraikan sebagai berikut:

1.      Paham-paham kekuasaan
a.       Paham Macbiavelli (Abad XVII)
Dalam bubkunya tentang politik yang diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dengan judul “The Price”, Machiavelli memberikan pesan tentang cara membentuk kekuatan politik yang benar agar sebuah Negara dapat brdiri dengan kokoh. Di dalamnya terkandung beberapa postulat dan cara pandang tentang bagaimana memelihara kekuasaan politik.

b.      Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
Kaisar Napoleon merupakan tokoh revolusioner di bidang cara pandang, selain penganut yang baik dari Machiavelli. Napoleon berpendapat bahwa peran di masa depan akan merupakan perang total yang mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan nasional. Dia berpendapat bahwa kekuatan politik harus didampingi oleh kekuatan logistic dan ekonomi nasional. Kekuatan ini juga perlu didukung oleh kondisi social budaya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan menjajah Negara-negara disekitar prancis.

c.       Paham Jendral Clausewitz (abad XVIII)
Pada era Napoleon, jendral Clausewitz sempat teruir oleh tentara Napoleon dari negaranya sampai ke Rusia. Clausewitz akhirnya bergabung dan menjadi penasihat militer Staf Umum Tentara Kekaisaran Rusia.Sebagaimana kita ketahui,investasi tentara Napoleon pada akhirnya terhenti di Moskow dan diusir kembali ke Perancis.

d.      Paham Feurbach dan Hegel
Paham materialism feurbach dan teori sintesis Hegel menimbulkan dua aliran besar barat yang berkembang didunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan komunisme di pihak lain.
Pada abad XVII paham perdagangan bebas yang merupakan nenek moyang liberalisme sedang marak. Saat itu orang-orang berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu Negara adalah seberapa besar surplus ekonominya, terutama siukur dengan emas.

e.       Paham Lenin (abad XIX)
Lenin telah memodifikasi oaham Clausewitz, menurutnya perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Bagi leninisme/komunisme , perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh dunia adalah sah dalam kerangka mengkomunikasikan seluruh bangsa di dunia.

f.       Paham Lucian W.Pye dan Sidney
Dalam buku political culture and political Development (Princeton University Press, 1972) mereka menjelaskan adanya unsur-unsur subyektivitas dalam psikologis tatanan dinamika kehidupan politik suatu bangsa, kemantapan suatu system politik dapat dicapai apabila sistemtersebut berakar pada budaya politik bangsa yang bersangkutan.

C.     Teori-teori Geopolitik
Geopolitik berasal dari kata ‘geo’ atau bumi dan politik yang berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternative kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
            Beberapa pendapat dari pakar-pakar Geopilitik antara lain sebagai berikut:
1)      Dalam hal-hal tertentu prtumbuhan Negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang lingkupp, melalui proses lahir,tumbuh,berkembang,mempertahankan hidup,menyusur, dan mati.
2)      Negara identic dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan,makin luas potensi ruang tsb makin besar kemungkinan kelompok politik itu tumbuh (teori ruang, konsep ruang)
3)      Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang ungul saja yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng.
4)      Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhannya akan sumber daya alam. Apabila wilayah/ruang hidup tidak mendukung, bangsa tersebut akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alam diluar wilayahnya(ekspansi). Hal ini melegirimasikan hukum ekpansi, yaitu perkembangan atau dinamika budaya dalam bentuk gagasan, kegiatan (ekonomi,perdagangan, perindustrian/ produksi).

b. Pandangan Ajaran Rudolf  Kjellen
    Melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme menegaskan bahwa Negara adalah suatu organisme yang dianggap sebagai “prinsip dasar”

c. Pandangan ajaran Karl Hausbofer
    ajaran ini dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme.

d. Pandangan Ajaran Sir Halford Mackinder
    Konsep kekuatan di darat menyatakan barang siapa dapat menguasai ‘daerah jantung”, yaitu Eurasia (eropa dan asia), ia akan dapat menguasai “Pulau Dunia” yaitu eropa, asia, dan Afrika.
 

e. Pandangan Ajaran sir walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan
    ajaran ini mengatakan bahwa barang siaoa menguasai lautan akan menguasai “kekayaan dunia” sehingga pada akhirnya menguasai dunia.


Daftar Pustaka

-          Maskan, Akan, dkk. 2005 . PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar