METODE ILMIAH
Antroposentris (anthropus =
manusia, centrum = pusat) adalah
anggapan bahwa manusialah yang
menjadi pusat segala-galanya.
Pandangan ini masih dalam tahap awal
perkembangan pikiran manusia. Antroposentris menjelaskan
kecenderungan manusia untuk
menganggap diri mereka sebagai
entitas pusat dan yang paling penting
di alam semesta, atau penilaian
realitas melalui perspektif eksklusif
manusia. Antroposentrisme adalah
sebuah konsep utama dalam
bidang etika lingkungan hidup
dan filsafat lingkungan, di
mana sering dianggap sebagai
akar penyebab masalah yang
diciptakan oleh interaksi
manusia dengan lingkungan.
Pada abad pertengahan, dunia barat masih dipengaruhi pikiran mitologis
yang berasal dari mitologi Yunani. Saat itu banyak filosof yang berpikiran
seolah-olah Tuhan membelenggu manusia dengan berbagai aturan dalam
agamaNya.
Antroposentrisme ini berasal dari pikiran rasionalisme yang tidak percaya
lagi bahwa hukum alam bersifat mutlak. Rasa percaya diri manusia kian
meningkat sehingga manusia berpikir bahwa kuasa atas sumber daya alam
dan lingkungan adalah miliknya.
Sejarah Filsafat
Antroposentris
Pandangan antroposentris dari segi agama dipercaya berasal dari ajaran agama
monotheis. Contohnya adalah dalam tradisi Yudeo-Kristen tampak pada kitab-
kitab Kejadian 1: 28.
Antroposentrisme dalam dimensi kajian Islam diduga bersumber dari prinsip-
prinsip dasar Islam yang berkaitan dengan konsep hakikat manusia sebagai
makhluk istimewa (super being), manusia sebagai makhluk yang diberi akal
(rasional), manusia makhluk yang paling kuasa atas alam (sukhriya’) dan konsep
khalifah fi al-ardl.
Antroposentris menjelaskan kecenderungan manusia
untuk menganggap diri mereka sebagai entitas pusat
dan yang paling penting di alam semesta, atau
penilaian realitas melalui perspektif eksklusif
manusia. Sejarah filsafat dengan pemikiran Antroposentris
dapat dilihat dari segi agama dan nonagama. Pemikiran Antroposentris mengantarkan manusia
pada eksploitasi alam secara besar-besaran.
sumber : wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar