Senin, 01 Desember 2014

Seri Taddabur Al Qur’an

Seri Taddabur Al Qur’an : Adakah Kehidupan Manusia di Planet Lain?
Allah menciptakan manusia sudah dilengkapi dengan Petunjuk-Nya, sehingga manusia tidak perlurepot-repot mencari atau menyusun Hukum dalam menjalani hidupnya, bahkan tinggal meneliti danmempelajari Petunjuk Allah untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan Hukum Allah itumenerangkan hal-hal yang berlaku sampai nanti kehidupan di Akhirat. Dalam era globalisasi dan informasi sudah saatnya bagi umat Islam untuk berpikir kritis dan dinamis demikemajuan Islam. Hal yang perlu dipahami bahwa sesungguhnya Al Qur’an bukan hanya menerangkanibadah saja, tetapi lebih jauh dia juga menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu tingkat tinggiyang justru lebih lengkap dan sempurna. Akan tetapi selama ini yang dipelajari para ilmuwan Muslim barusebatas hal yang berkaitan dengan ibadah, dikiranya Al Qur’an tidak mampu menerangkan hal-halberkaitan dengan segala yang ada di semesta. Padahal kalau Al Qur’an dipahami dengansungguh-sungguh maka akan muncul Sarjana-sarjana Al Qur’an dari berbagai disiplin ilmu yangberkualitas tinggi dan handal. Dengan begitu Ilmu Pengetahuan akan maju pesat sejalan dengan tingkatkemampuan dalam pemahaman Al Qur’an oleh para pemeluk Islam atau para Ilmuwan itu sendiri.Kenapa demikian? Karena proses dan langkah yang dilakukan oleh orang yang memahami Al Qur’anakan berbeda dengan yang tidak memahami. Setiap orang Islam yang memahami Al Qur’an dalammelakukan penelitian tentang apapun senantiasa mendasarkan Petunjuk Allah dalam Al Qur’an,sehingga semuanya akan berjalan dengan kepastian dan tidak meraba-raba. Sementara orang yangtidak mengenal Al Qur’an akan berjalan dengan mencari-cari dan meraba-raba walaupun akhirnyadiantara mereka juga ada yang menemukan tapi prosesnya sangat panjang dan cukup lama. Al Qur’an merupakan wahyu dari Allah yang sengaja diturunkan sebagai petunjuk bagi semua manusiasampai akhir zaman. Petunjuk itu meliputi ibadah, muamalah dan juga tentang berbagai IlmuPengetahuan dan Tekhnologi tingkat tinggi termasuk didalamnya tentang ruang angkasa. Namun padaumumnya manusia kurang mengerti makna dari petunjuk itu, sehingga mereka memahami dengancara-cara tradisional dengan melakukan upacara-upacara tertentu secara turun temurun, secara hafalantanpa mengetahui apa yang mereka hafal itu. Cara seperti itu berjalan sangat lamban tanpaperkembangan bahkan cenderung mundur. Hal seperti itu sudah berjalan cukup panjang selama ratusanatau mungkin sudah ribuan tahun, karena memang Al Qur’an diturunkan hampir 1.500 tahun yang lalu.Sebagai bahan pemikiran maka perhatikan petunjuk Allah SWT berikut ini:
*Surat Al-Maidah (5) ayat 3:

Hari ini kami sempurnakan bagimu agamamu dan Aku cukupkan nikmat-Ku untukmu dan Aku ridho Islam menjadi agamamu…..

*Surat Al-An’am (6) ayat 115

Dan selesailah (sempurnalah) Kalimat Tuhanmu dengan benar dan adil, tiada perubahan bagi Kalimat-Nya. Dia mendengar mengetahui.

*Surat Ar-Rum (30) ayat 30

Dirikanlah wajahmu untuk agama itu sempurnanya, fitrah Allah yang memfitrahkan manusia atasnya,tiada perubahan bagi ciptaan Allah, itulah agama yang kokoh (tegak). Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

*Surat At-Taubah (9) ayat 32

Mereka ingin memadamkan Nur (petunjuk) Allah dengan mulut mereka dan Allah menolak kecuali

menyelesaikan petunjuk-Nya, walaupun orang-orang kafir merasa benci.

*Surat An-Nahl (16) ayat 89

Pada hari Kami bangkitkan pada setiap umat, pemberi bukti atas mereka dari diri mereka, dan Kami datangkan kamu pemberi bukti atas orang-orang itu. Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al Qur’an) yang menerangkan atas tiap sesuatu serta petunjuk dan rahmat dan kegembiraan bagi Muslimin.
Dari ayat-ayat tersebut diatas dapatlah dipahami bahwa sesungguhnya Al Qur’an itu telah lengkap,sempurna, benar dan adil tidak ada perubahan sepanjang masa serta menerangkan semua persoalanyang ada di semesta raya ini. Namun kebanyakan manusia belum sepenuhnya mengakui dan meyakiniatas kebenaran Al Qur’an, karena minimnya informasi yang diperoleh dari Ayat-ayat Al Qur’an. Sebagiandari umat Islam sendiri masih berpendapat bahwa Al Qur’an belum lengkap karena masih bersifat global,padahal Al Qur’an sendiri menyatakan lengkap sempurna.Jika orang diberi informasi tentang Al Qur’an umumnya mereka menolak dengan alasan yang tidak logis.Seharusnya kalau kita belum sanggup untuk memahami dengan benar janganlah cepat-cepat membuatvonis bahwa dalam Al Qur’an tidak ada dalilnya, justru kita dituntut untuk lebih giat meneliti agarmemperoleh keterangan yang logis sesuai dengan maksud yang sebenarnya, karena pemahamanmanusia itu berkembang sesuai dengan tingkat peradaban yang berlaku secara bertahap.Misalnya tentang adanya masyarakat manusia di planet lain di luar Bumi ini, orang-orang barat begituserius mengadakan penelitian dengan biaya yang sangat mahal dan mereka yakin bahwa diluar Bumi inipasti ada kehidupan atau ada makhluk hidup. Padahal sebenarnya jauh-jauh sebelumnya Al Qur’an telahmemberikan informasi yang menunjukkan bahwa di planet selain Bumi ini juga telah berkembangmasyarakat manusia seperti halnya di Bumi ini. Sementara para ilmuwan muslim hanya bertindak selakupenonton dan menunggu hasil penelitian orang Barat.Sebenarnya sejak 15 abad yang lalu Al Qur’an telah menerangkan berbagai persoalan yang ada di jagadraya ini, cuma masalahnya sistem pendidikan yang selama ini diajarkan hanyalah berupa hafalan-hafalansehingga pada umumnya anak didik kita banyak yang tidak bisa memahami tentang sesuatu. Seringkaliorang dipaksa untuk percaya begitu saja secara taklid buta walaupun kadang-kadang keterangan yangdisampaikan tidak sejalan dengan pemikiran secara wajar. Ironisnya para Sarjana kitapun masih banyakyang kurang kritis dan teliti, bahkan mereka juga mengikuti pemahaman ratusan atau bahkan ribuantahun yang lalu, sehingga posisi kita sering selalu ketinggalan, terutama dalam hal Ilmu Pengetahuandan Teknologi.Bahkan tidak jarang para ‘Ulama kita pun dalam menjelaskan tentang sesuatu sering menemui jalanbuntu dan terbentur pada hal-hal yang tidak terjawab, akibatnya orang hanya percaya tanpa mengertiyang dipercayai bahkan sering bertentangan dengan alam pikirannya sendiri. Padahal yang namanya“SOAL” pasti ada “JAWABNYA”, maka sekali lagi bahwa Al Qur’an pasti bisa menjawab segala persoalan(periksa kembali Surat An-Nahl (16) ayat 89).Selama ini kita telah terkunci oleh doktrin-doktrin (ajaran) yang disampaikan oleh orang tua kita, atauseorang yang dituakan, para guru atau Mubaligh, Kyai dan yang sejenis itu. Karena umumnya orangberanggapan bahwa apapun yang disampaikan oleh mereka itu pasti benar dan tidak pernah ada yangsalah. Kalau kita mau memperhatikan kondisi di sekitar kita, bahwa saat sekarang ini umat Islam bahkanpara Da’i kita pun jarang sekali menggunakan Al Qur’an sebagai rujukan dalam menjawab setiappersoalan.



BENARKAH ADA KEHIDUPAN MANUSIA DI PLANET LAIN?
Jika hal ini ditanyakan kepada seseorang di antara kita, ternyata satu sama lain memberikan jawabanyang berbeda. Tetapi kebanyakan di antara mereka memberikan jawaban tidak ada, belum yakin,ragu-ragu karena dikatakan oleh mereka bahwa sekarang ini Amerika atau orang Barat belummenemukan. Inilah kenyataan yang terjadi, bahwa orang cenderung lebih percaya kepada orang Amerika

daripada kepada Wahyu yang ada dalam Al Qur’an.Hal demikian memang wajar-wajar saja, karena:
1. Pihak Amerika-lah yang memang getol mengadakan penelitian tentang keadaan ruang angkasa, makamereka yang dianggap lebih mengetahui kondisi ruang angkasa itu.
2. Dari hasil penelitian pihak Amerika maupun Negara lain yang juga menyelidiki ruang angkasa belumada tanda-tanda tentang kehidupan di luar Bumi ini.
3. Para ilmuwan Muslim sendiri hampir tidak ada yang mengadakan penelitian ke ruang angkasa, sehingga mereka lebih baik menunggu hasil penelitian mereka.
4. Para ilmuwan Muslim dalam penyelidikan tentang Al Qur’an barangkali masih belum menyeluruh,sehingga kalau diberi informasi tentang Kitab Sucinya sendiri masih ragu, bahkan cenderung menolak karena kata mereka di Al Qur’an tidak ada yang menyatakan begitu. Itulah fenomena yang terjadi dalam masyarakat kita, terutama masyarakat Islam sendiri karena kurangnya informasi tentang Al Qur’an, tetapi anehnya kalau diberi tahu tentang Al Qur’an juga belum tentu mau menerima atau paling tidak merupakan bahan kajian, tetapi itulah faktanya. Sementara bagi orang-orang yang memang benar-benar beriman kepada penjelasan Allah yang disampaikan oleh Nabi tentu menanyakan kepada Nabi. Akan tetapi karena sekarang Nabi sudah tiada, maka kita harusmenanyakan kepada yang mengutus Nabi yaitu Allah dimana Allah telah menjelaskan semua itu melaluiWahyu dalam Al Qur’an.Memang dalam menanggapi keterangan yang sangat mengejutkan ini haruslah dengan kejernihan hati, dan jangan ditanggapi dengan keangkuhan kepala (otak), dengan hati yang jernih, maka kepala punakan dingin. Ada beberapa hal yang perlu dipahami secara cermat dan hati-hati agar kita benar-benar memperoleh pengertian yang sewajarnya dan dimengerti oleh semua pihak. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Pengertian tentang DUNIA.
2. Pengertian tentang SAMA’/SAMAWAT.
3. Pengertian tentang DABBAH.

DUNIA

Selama ini orang menganggap seolah-olah yang dimaksud dunia ini hanyalah Bumi ini saja,  padahal dunia itu begitu luasnya, sedangkan Bumi ini hanyalah merupakan debu yang sangat kecil jika dibandingkan dengan dunia. Dunia adalah semesta raya ini dan bukannya hanya Bumi saja, karena itu kalau kita sering mendengar bahwa dunia ini nantinya akan dihancurkan pada hari kehancuran total dengan istilah “Yaumus Sa’ah”, maka yang dihancurkan bukan hanya Bumi ini, tetapi seluruh jagad raya yang ada di semesta ini.Semesta raya ini terdiri dari milyaran Bintang, setiap Bintang di angkasa merupakan satu solar system (Tata Surya).  Oleh karena itu hendaklah kita merubah cara berpikir dalam memahami suatu persoalan sehingga pengertian itu bisa diterima oleh pikiran secara wajar dan sejalan dengan ilmu pengetahuan. Informasi yang selama ini telah berkembang di kalangan masyarakat, baik masyarakat Islam maupunumum bahwa Hari Qiyamat itu adalah hari kehancuran total, padahal pengertian seperti itupun harus diadakan koreksi, agar bisa dipahami secara rasional. Sehubungan dengan hari kehancuran total ada dua istilah yang harus dipahami dengan hati yang jernih yaitu:  
Yaumul Qiyamah dan Yaumus Sa’ah. Qiyam artinya “berdiri” sedangkan Sa’ah artinya “waktu”. Maka Hari Qiyamat adalah suatu hari berdiri atau hari kebangkitan di akhirat nanti,  maka dia bukanlah hari kehancuran total. Sedangkan Sa’ah yaituhari dimana yang hidup ini akan mati, termasuk dunia atau jagad raya ini akan dihancurkan maka itulah yang dimaksud dengan Yaumus Sa’ah atau hari kehancuran total tadi. Maka antara Hari kehancuran totaldengan hari kiamat jelas waktunya sangat berbeda.  Pemahaman demikian juga termasuk point tentang  
pengertian suatu istilah dalam Ayat Al Qur’an.  Jika dalam memahami suatu istilah kurang tepat makaakan terjadi kesalahan dalam penentuan kesimpulan.  Maka semakin jelas bahwa yang dimaksud dengan  “DUNIA”  adalah semesta raya ini atau jagad raya inidan bukan Bumi ini saja.  Sebagai bahan penganalisaan perhatikan petunjuk Allah dalam surat Al-Mulk(67) ayat 5 berikut ini :
*Terjemahan Departemen Agama RI. Pelita II/1977-1978:

Sesungguhnya kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat pelempar setan. Dan Kami sediakan mereka siksa Neraka yang menyela-nyala.
 *
Terjemahan Lembaga Percetakan Al Qur’an Raja Fahd di Madinah al Munawarah; Surat Mulk ayat5, hal 956:

Sesungguhnya Kami telah menghiasai langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa Neraka yang menyala-nyala.

*Selanjutnya terjemahan Proff. Mahmud Yunus, penerbit Alma ‘Arif, Bandung:

Sesungguhnya Kami hiasi langit yang hampir ke dunia dengan beberapa pelita (bintang-bintang) dan Kami jadikan tahi-tahi bintang untuk pelempar syetan-syetan, dan Kami sediakan untuk mereka siksa neraka.
        Secara wajar Ayat tersebut sebaiknya diartikan sebagai berikut: “Dan sungguh Kami hiasi ANGKASADUNIA = angkasanya semesta raya (langitnya semesta raya ini) dengan bintang-bintang (pelita-pelita)dan Kami jadikan dia (bintang-bintang itu) ancaman (rujuman) bagi setan-setan. Dan kami sediakan atas mereka siksa yang membakar”.Jika “sama’a dunya” diartikan dengan “langit yang dekat dengan Bumi” atau “langit yang hampir ke dunia”maka langit manakah yang jauh dari dunia, atau bahkan pengertian dunia seolah-olah hanyalah Bumi ini. Maka semestinya dia harus diartikan “angkasa dunia”, dia adalah angkasanya atau langitnya semesta raya ini dan bukan hanya langitnya Bumi. Jadi petunjuk Allah pada surat Al-Mulk (67) ayat 5 tersebut diatas memberikan penjelasan kepada manusia bahwa semua bintang-bintang itu merupakan hiasan yang sangat indah yang ada di angkasa atau langitnya dunia atau langitnya semesta raya. Coba perhatikan ketika malam hari betapa jumlahbintang yang milyaran itu tak terhitung banyaknya, sangat indah menghiasi angkasa (langit) di semestaraya jika dipandang dari Bumi maupun dari planet lain. Semua bintang itu tidak hanya diatas Bumi sajatetapi tersebar di seluruh jagad raya, maka benarlah kalau demikian bahwa yang dimaksud dengan dunia adalah seluruh jagad raya ini, karenanya kalau nanti dunia akan dihancurkan pada Hari Sa’ah adalah seluruhnya bukan hanya Bumi. Kemudian dalam Ayat tersebut diatas dijelaskan bahwa bintang-bintang itu merupakan ancaman bagi setan-setan, tentunya nanti di Akhirat dan bukannya sebagai pelempar setan. Kapan Allah pernah melempar setan dengan bintang yang sangat besar itu?  Padahal keadaan bintang itu sama dengan Surya (Matahari) kita,  maka setan mana yang dilempar dengan benda sebesar itu. Untuk memahami pengertian tentang setan maka perhatikanlah petunjuk Allah berikut ini:
*Surat Al-Baqoroh (2) ayat 14

Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman.” Dan bila mereka berlalu kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami bersama dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.

 
*Surat Al-An’am (6) ayat 112

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka mewahyukan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang mewah fatamorgana. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka biarkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan .
 Dari dua ayat diatas dapat dipahami bahwa setan itu adalah terdiri dari setan jin dan setan manusia,maka dia adalah sifat yang dimiliki oleh jin dan manusia yang senantiasa melanggar atau menolakhukum-hukum Allah, karena itu setan-setan itu diancam dengan Neraka (API) tetapi itu baru ancaman,dan pelaksanaannya adalah nanti di Akhirat. Tentunya yang berlaku bagi manusia bukanlah setan jin tetapi setan manusia, karena itu banyak Ayat yang menyatakan bahwa setan itu adalah musuh nyata bagimu, artinya setan itu nyata dan kongkrit berupa setan manusia yang senantiasa menentang hokum Allah dan mengajak manusia lain untuk kafir atau menolak. Maka yang dimaksud dengan dunia bukanlah hanya Bumi ini tetapi seluruh semesta atau jagad raya. Kalau ada orang mengatakan bahwa hidup di dunia ini, berarti hidup di jagad raya ini dan bukan hanya diBumi saja. Kalau dunia akan dihancurkan, maka yang dihancurkan bukan hanya Bumi ini saja tetapi seluruh semesta. Sedangkan Bumi ini hanyalah salah satu planet dari anggota Tata Surya kita,sedangkan Tata Surya kita ini hanyalah merupakan gugus Bima Sakti berarti hanya bagian kecil dariBima Sakti itu.Coba kita perhatikan ada berapa Galaksi di angkasa itu yang di dalamnya ada milyaran bintang-bintang,untuk apa semua itu diciptakan Allah kalau dibiarkan kosong tanpa penghuni, Mubazirkan ? padahalsemua itu diciptakan Allah bukan untuk main-main ?
SAMA’/SAMAWATMemang benar bahwa berdasarkan arti bahasa bahwa Samawat adalah bentuk jamak dari Sama’ yang pada umumnya diartikan “langit” atau “angkasa”. Namun sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka sama’ belum tentu selalu berarti langit. Sedangkan yang dimaksud langit adalah awang-awang kosong begitu luasnya. Tiap-tiap planet memiliki langit, sedangkan planet-planet itu tak terhitung jumlahnya di semesta raya ini. Di dalam wilayah Tata Surya kita saja ada10 planet dan baru 9 yang diketemukan dan masing-masingnya memiliki langit. Sebagai ilustrasi kami berikan keterangan lain yang hampir mempunyai nilai pandang yang sama. Kalau orang membuat balai untuk tempat tidur yang terbuat dari kayu biasa (bukan Spring Bed) maka ketika tempat tidur itu dipasang, dibawahnya ada suatu ruangan yang biasa disebut “kolong” atau orang Jawa bilang “longan”. Ketika orang sedang membuat balai tempat tidur tadi, maka dia sama sekali tidakmerencanakan untuk membuat kolong atau longan tadi. Tetapi setelah tempat tidur itu dipasang maka mau tidak mau longan atau kolong itu pasti jadi dengan sendirinya. Dan kalau tempat tidur itu dibongkar maka longan tadi pun akan hilang dengan sendirinya. Ilustrasi ini seperti halnya langit tadi. Ketika dulunya semesta raya ini belum ada yang ada hanyalahkekosongan, dan tidak ada yang namanya langit. Tetapi setelah Allah menciptakan seluruh bintang dan planet-planet itu maka muncullah yang namanya langit tadi. Akan tetapi kalau nantinya Allah menggulungsemua benda-benda angkasa itu maka yang disebut langit itu akan lenyap dengan sendirinya. Maka Allah tidak pernah menciptakan langit, karena langit itu ada dengan sendirinya. Demikian juga orangyang membuat tempat tidur tadi tidak pernah membuat longan tetapi jadi dengan sendirinya ketikatempat tidur itu dipasang.  Itulah gambarannya langit menurut logika dan juga menurut Ilmu  Pengetahuandan Teknologi. Berdasarkan keterangan para ahli astronomi/ahli ruang angkasa bahwa langit Bumi ini saja ada tiga lapis:* Lapisan s.d. 11 mil di atas Bumi disebut TROPOSFIR/ATMOSFIR.* Lapisan 11 s.d. 300 mil di atas Bumi disebut STRATOSFIR.* Lapisan di atas 300 mil disebut : IONOSFIR.
 Kesemuanya itu disebut dengan “LANGIT” yang menurut Al Qur’an disebut: SAMA’. Sekiranya orang mau memperhatikan Ayat-ayat Al Qur’an maka masing-masing istilah Sama’ ternyata mempunyai arti yang berbeda satu sama lain. Tetapi dalam memahami pengertian ini hendaknya dengan kejernihan hati,sehingga pikiran menjadi tenang.
*Surat Al-An’am (6) ayat 99

DIA-lah yang menurunkan air (hujan) dari sama’ (atmosfir) lalu Kami keluarkan dengannya tetumbuhan…

*Surat Al-Baqoroh (2) ayat 29

DIA-lah yang menciptakan untukmu apa-apa di Bumi semuanya, kemudian menyelesaikan atas sama’ (Tata Surya) lalu DIA sempurnakan tujuh Samawat (planet-planet) dan DIA mengetahui tiap sesuatu.
*Surat An-Nahl (16) ayat 79

Tidaklah mereka memperhatikan pada yang melayang diedarkan pada kekosongan angkasa (yaitu Tata Surya), tiada yang menahan kecuali DIA (ALLAH). Bahwa pada yang demikian merupakan Ayat bagi kaum yang beriman.

*Surat Al-Furqon (25) ayat 25

Dan pada hari terpecah sama’ (Tata Surya) dengan bencana besar dan diturunkan Malaikat dengan turunnya.

*Surat Fushilat (41) ayat 11

Kemudian menyelesaikan atas sama’ (Tata Surya) dan dia berupa gumpalan api (waktu itu) lalu DIA katakan padanya (sama’) dan pada Bumi, datanglah (berfungsilah) secara patuh atau terpaksa.Keduanya berkata: “kami datang secara patuh (berfungsi menurut orbitnya masing-masing).
 Kalau diperhatikan, maka sama’ mempunyai berbagai arti:* Sama’ bisa berarti atmosfir.* Sama’ bisa berarti Tata Surya.* Sama’ bisa berarti semesta raya ini.* Sama’ bisa berarti angkasa/langit.Kalau kita perhatikan dengan seksama maka: Surat Al-An’am (6) ayat 99, menyatakan bahwa hujanditurunkan dari sama’, maka dia pasti turun dari atmosfir. Karena tidak mungkin hujan itu turun dari stratosfir apalagi dari ionosfir.Surat Al-Baqoroh (2) ayat 29 dinyatakan bahwa Bumi ini banyak dengan istilah “Ardhu jami’an” (Bumisemuanya), sebab kalau Bumi hanya satu tidak mungkin dikatakan semuanya. Kemudian dinyatakandiselesaikan atas sama’ berarti Bumi yang jumlahnya banyak itu menjadi satu susunan sama’ yangmestilah satu Tata Surya, dengan keterangan ada tujuh Samawat (planet-planet) di atas Bumi ini. Makasama’ pada ayat ini berarti adalah Tata Surya.Surat An-Nahl (16) ayat 79 yang
menyatakan benda yang melayang pada kekosongan angkasa berartiadalah seluruh benda-benda angkasa atau Tata Surya itu memang melayang yang diedarkan padakekosongan angkasa berarti di semesta raya itu, maka sama’ disini adalah semesta raya. SuratAl-Furqon (25) ayat 25 menyatakan : “Pada hari terpecah sama’
dengan bencana besar, ….. makasama’ pada Ayat tersebut tidak mungkin diartikan “langit” yang terpecah, tapi yang terpecah adalah TataSurya itu. Yaitu pada saat terjadinya bencana besar (kehancuran total) maka seluruh Tata Surya itu akanterpecah susunannya, tidak beraturan karena adanya benturan dan goncangan yang sangat dahsyat
 
Maha mendengar dan melihat.

*Surat An-Nahl (16) ayat 49

Dan bagi Allah Sujud apa-apa yang di Samawat dan apa-apa yang di Bumi dari dabbah dan Malaikat dan mereka tidak menyombongkan (diri).
 Ayat-ayat tersebut dapatlah dipahami sebagai berikut:
1.    Allah yang menyusun (menciptakan) Samawat dan Bumi, dan keadaan di Samawat itu juga terjadi perkembangbiakan baik binatang ternak maupunmanusia, sehingga keadaan di sana menjadi ramai karena mestinya jumlah penduduknya semakin lama semakin banyak.
2.    Diantara masyarakat manusianya yang ada di sana juga melakukan sujud kepada Allah dalam artiShalat dalam rangka melaksanakan perintah Allah sebagaimana yang ada di Bumi ini. Dari SuratAn-Nahl (16) ayat 49 itu dibedakan antara dabbah dan Malaikat, padahal pengertian dabbah itu termasukdi dalamnya adalah manusia.
3.    Maka tidak ada alasan bahwa yang sujud disana hanyalah Malaikat tetapi juga termasuk di dalamnyaadalah manusia. Lagi pula apakah Malaikat itu harus berpasang-pasangan sebagaimana yang dimaksudpada Surat As-Syuura (42) ayat 11 tadi. Maka yang berpasangan (jodoh) dan kemudian menjadi banyakadalah manusia dan binatang-binatang.Selanjutnya perhatikan analisa Ayat berikut ini:

*Surat Ali-Imron (3) ayat 190

Sesungguhnya pada penciptaan Samawat dan Bumi serta pergantian siang dan malam merupakan pertanda bagi ulul albab (para peneliti/ahli pikir).

*Surat Ruum (30) ayat 22

Dan dari ayat-ayat-NYA penciptaan Samawat dan Bumi serta perbedaan lidahmu (bahasamu) dan warnamu, bahwa pada yang demikian adalah ayat bagi orang-orang yang ingin tahu.

*Surat Al-Ma’aarij (70) ayat 40

Maka janganlah AKU bersumpah dengan Tuhan timur-timur dan barat-barat, bahwa Kami adalah menentukan.

 Perhatikanlah bahwa di Samawat yang diciptakan Allah itu juga terjadi adanya pergantian siang dan malam seperti halnya di Bumi ini. Di sana juga manusianya terdiri dari bermacam-macam bahasa serta perbedaan warna kulitnya, sebagaimana yang kita saksikan di muka Bumi ini, ada yang berkulit putih,ada yang sawo matang, ada yang hitam dan lain-lain. Istilah timur-timur dan barat-barat menandakan bahwa timur dan baratnya itu banyak (tidak hanya satu),maka disetiap Samawat itu juga ada timur dan baratnya, seperti juga yang ada di Bumi ini. dan semua timur dan barat yang ada di sana itu juga merupakan daerah kekuasaan Allah yang satu. Arah timur dan barat itu ada karena adanya kutub utara dan selatan, yang kemudian berbentuk globe seperti Bumi ini,maka kemudian timbulah suatu arah yang orang mengatakan timur dan barat itu. Kalau sekiranya Samawat itu diartikan langit, maka orang akan kesulitan bahkan tidak mungkin bias menentukan arah yang dinamakan dengan timur atau barat itu. Itulah makna Al Qur’an sebagai petunjuk bagi semua manusia yang suka memikirkan. Dalam keterangan ini juga merupakan pemahaman tentang istilah dalam Ayat yang harus dipahami berdasarkan pemikiran secara wajar sehingga bisa dimengerti oleh semua pihak dan sejalan dengan keadaan yang berlaku di jagad raya ini. Kalau setiap keterangan tidak bisa dipahami menurut akal sehat, maka siapapun akan selalu bertanya-tanya, bahkan selalu dibayangi keraguan, akibatnya muncul sikap masa bodoh dan tidak ada
 
kepastian.  Hal demikian terjadi karena hampir sebagian besar orang-orang Islam kurang serius dalam menganalisa dan mendalami Al Qur’an, bahkan cenderung monotone secara tradisional secara turun temurun dengan doktrin yang mematikan kreatifitas. Orang lebih suka mengikuti apa yang sudah ada tanpa ada keberanian untuk melakukan pendalaman dan pengkajian secara teliti, walaupun pengertian yang di dapat selama ini banyak yang bertentangan dengan alam pikirannya sendiri. Ironisnya para Sarjana kita pun masih banyak yang mengikuti cara-cara seperti itu, walaupun tidak semuanya. Selanjutnya perhatikan Ayat-ayat berikut:
*Surat Luqman (31) ayat 10 dan 20

10) DIA ciptakan Samawat (planet-planet) tanpa tiang seperti yang kamu lihat, dan DIA tempatkan di Bumi rawasia untuk memberi kekuatan padamu, dan DIA kembang biakkan padanya dari dabbah dan Kami turunkan air dari angkasa lalu Kami tumbuhkan padanya dari setiap pasangan yang mulia. 20)Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah mengedarkan untukmu apa-apa yang di Samawat dan apa-apa yang di Bumi serta mencukupkan atasmu nikmat-NYA lahir batin? Dan dari manusia itu ada yang menyanggah Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk dan tanpa Kitab yang menerangkan.

*Surat Saba’ (34) ayat 24

Katakanlah : Siapakah yang memberi rezki padamu di Samawat dan Bumi? Katakanlah: ALLAH,Kamikah atau kamukah atas petunjuk atau pada kesesatan nyata.

*Surat Al-Jatsiyah (45) ayat 13

Dan DIA edarkan bagimu apa-apa yang di Samawat dan apa-apa yang di Bumi semuanya dari-NYA.Bahwa yang demikian adalah Ayat bagi kaum yang berpikir.

*Surat Ali-Imron (3) ayat 83

Apakah selain agama Allah yang mereka cari? Padahal bagi-NYA telah Islam orang-orang yang di Samawat dan di Bumi dengan patuh dan terpaksa, dan kepadaNYA mereka akan dikembalikan.

*Surat Yusuf (12) ayat 105

Banyak diantara Ayat-ayat di Samawat dan di Bumi mereka melewatinya dan berpaling padanya.

*Surat Ad-Dukhaan (44) ayat 38

Tidaklah Kami ciptakan Samawat dan Bumi serta diantaranya dengan main-main. Tidaklah Kami ciptakan semua itu kecuali secara haq tapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
 *
Surat Jaatsiyah (45) ayat 22

Dan Allah menciptakan Samawat dan Bumi secara haq agar dibalas setiap diri menurut usahanya dan mereka tidak didzalimi.
 Kalau diperhatikan dengan cermat Ayat-ayat tersebut maka dapat dipahami sebagai berikut:
 (lihat Surat Luqman(31) ayat 10).
2. Bahwa di planet-planet itu juga telah berkembang berbagai makhluk yang terdiri dari bermacam-macam makhluk bernyawa seperti binatang dan manusia yang diistilahkan “dabbah”.
3. Diantara manusia itu ada yang suka menyanggah dan membantah keterangan Allah, tanpa dasar ilmudan tanpa petunjuk tetapi hanya atas dasar katanya si Anu dan lain-lain (Surat Luqman (31) ayat 20).
4. Di sana juga diturunkan hujan sehingga menimbulkan banyak berbagai tetumbuhan dari berbagai macam untuk kebutuhan hidup bagi manusia dan makhluk lainnya di planet itu.
5. Semua makhluk yang ada di sana juga diberikan rezki atas ketentuan Allah. Dan diantara manusiayang ada disana ada juga yang sadar akan hukum Allah tapi ada juga yang sesat seperti halnya yangada di Bumi (Surat Saba’ (34) ayat 24).
6. Di antara manusia yang ada disana ada yang Islam secara taat, ada juga yang Islam terpaksa (tidak sungguh-sungguh)
 (Surat Ali-Imron (3) ayat 83).
7. Banyak disampaikan Ayat-ayat Allah sebagai peringatan bagi manusianya, tetapi nyatanya jugabanyak yang lewat dan berpaling menolak. (Surat Yusuf (12) ayat 105).
8. Allah menciptakan itu bukanlah untuk main-main tetapi sengaja diciptakan memang untuk ditempatimanusia dan juga merupakan ujian tentang baik dan buruk untuk nanti di balas di Akhirat (SuratAd-Dukhaan (44) ayat 38 dan Surat Jaatsiyah (45) ayat 22). Maka cukup jelas bahwa ternyata memang di setiap planet itu telah berkembang dari masyarakat manusia seperti yang ada di Bumi ini dengan naluri yang sama, sikap dan perilaku yang sama pulahanya saja berbeda bahasa dan warna kulit. Kalau sekiranya manusia itu teliti dan memperhatikan Ayat-ayat Al Qur’an dalam penganalisaan, maka akan diperoleh keterangan dan petunjuk bahwa nantinya manusia itu akan mampu menjelajah antaraplanet asal saja mereka mampu menciptakan atau mewujudkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ruangangkasa yang dalam Al Qur’an disebut “SULTHON” atau “DAYA” yang mestinya berupa pesawat ruangangkasa berupa “PIRING TERBANG” yang anti gravitasi, perhatikan Ayat berikut:
*Surat Ar-Rohmaan (55) ayat 33

Wahai masyarakat jin dan manusia, jika kamu sanggup melintasi daerah Samawat dan Bumi (ruang angkasa) maka lintasilah. Tidaklah kamu bisa melintasi kecuali dengan sulthon (daya – IPTEK).
Ayat tersebut memberikan petunjuk bahwa nantinya jin maupun manusia akan mampu melintasi ruangangkasa dalam arti mampu menjelajah antar planet ketika dia sudah mampu menciptakan sulthon yaitudaya atau kekuatan yang berupa pesawat ruang angkasa (mestinya sejenis Piring Terbang, karenadengan bentuk seperti cakram akan bergerak ke segala arah dengan cepat. Bentuk itu mirip denganbentuk galaksi).Dengan penjelajahan antar planet demikian akan diketahui bahwa ternyata disana juga berpendudukmanusia sebagaimana yang ada di Bumi ini. Jika hal itu telah dibuktikan berarti orang mau tidak mauharus mengakui akan kebenaran Al Qur’an. Kalau sekarang ini orang baru mempercayai, tapi nantinyaakan meyakini. Maka dengan begitu juga akan muncul teori-teori baru dan bahkan mungkin akanmenggagalkan teori lama yang semula sudah dianggap benar, karena sudah tidak cocok lagi dengankenyataan yang ada.Sekarang ini manusia Bumi baru bisa mendarat di Bulan dan ada yang mendarat di Planet Mars tetapitanpa awak. Tunggulah perkembangan berikutnya kalau memang anda tidak percaya dengan informasidari Ayat Al Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar