Seri
Taddabur Al Qur’an : Adakah Kehidupan Manusia di Planet Lain?
Allah
menciptakan manusia sudah dilengkapi dengan Petunjuk-Nya, sehingga manusia
tidak perlurepot-repot mencari atau menyusun Hukum dalam menjalani hidupnya,
bahkan tinggal meneliti danmempelajari Petunjuk Allah untuk dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan Hukum Allah itumenerangkan hal-hal yang berlaku
sampai nanti kehidupan di Akhirat. Dalam era globalisasi dan informasi sudah
saatnya bagi umat Islam untuk berpikir kritis dan dinamis demikemajuan Islam.
Hal yang perlu dipahami bahwa sesungguhnya Al Qur’an bukan hanya
menerangkanibadah saja, tetapi lebih jauh dia juga menerangkan hal-hal yang
berkaitan dengan ilmu tingkat tinggiyang justru lebih lengkap dan sempurna.
Akan tetapi selama ini yang dipelajari para ilmuwan Muslim barusebatas hal yang
berkaitan dengan ibadah, dikiranya Al Qur’an tidak mampu menerangkan
hal-halberkaitan dengan segala yang ada di semesta. Padahal kalau Al Qur’an
dipahami dengansungguh-sungguh maka akan muncul Sarjana-sarjana Al Qur’an dari
berbagai disiplin ilmu yangberkualitas tinggi dan handal. Dengan begitu Ilmu
Pengetahuan akan maju pesat sejalan dengan tingkatkemampuan dalam pemahaman Al
Qur’an oleh para pemeluk Islam atau para Ilmuwan itu sendiri.Kenapa demikian?
Karena proses dan langkah yang dilakukan oleh orang yang memahami Al Qur’anakan
berbeda dengan yang tidak memahami. Setiap orang Islam yang memahami Al Qur’an
dalammelakukan penelitian tentang apapun senantiasa mendasarkan Petunjuk Allah
dalam Al Qur’an,sehingga semuanya akan berjalan dengan kepastian dan tidak
meraba-raba. Sementara orang yangtidak mengenal Al Qur’an akan berjalan dengan
mencari-cari dan meraba-raba walaupun akhirnyadiantara mereka juga ada yang
menemukan tapi prosesnya sangat panjang dan cukup lama. Al Qur’an merupakan
wahyu dari Allah yang sengaja diturunkan sebagai petunjuk bagi semua
manusiasampai akhir zaman. Petunjuk itu meliputi ibadah, muamalah dan juga
tentang berbagai IlmuPengetahuan dan Tekhnologi tingkat tinggi termasuk
didalamnya tentang ruang angkasa. Namun padaumumnya manusia kurang mengerti
makna dari petunjuk itu, sehingga mereka memahami dengancara-cara tradisional
dengan melakukan upacara-upacara tertentu secara turun temurun, secara
hafalantanpa mengetahui apa yang mereka hafal itu. Cara seperti itu berjalan
sangat lamban tanpaperkembangan bahkan cenderung mundur. Hal seperti itu sudah
berjalan cukup panjang selama ratusanatau mungkin sudah ribuan tahun, karena
memang Al Qur’an diturunkan hampir 1.500 tahun yang lalu.Sebagai bahan
pemikiran maka perhatikan petunjuk Allah SWT berikut ini:
*Surat
Al-Maidah (5) ayat 3:
Hari
ini kami sempurnakan bagimu agamamu dan Aku cukupkan nikmat-Ku untukmu dan Aku
ridho Islam menjadi agamamu…..
*Surat
Al-An’am (6) ayat 115
Dan
selesailah (sempurnalah) Kalimat Tuhanmu dengan benar dan adil, tiada perubahan
bagi Kalimat-Nya. Dia mendengar mengetahui.
*Surat
Ar-Rum (30) ayat 30
Dirikanlah
wajahmu untuk agama itu sempurnanya, fitrah Allah yang memfitrahkan manusia
atasnya,tiada perubahan bagi ciptaan Allah, itulah agama yang kokoh (tegak).
Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
*Surat
At-Taubah (9) ayat 32
Mereka
ingin memadamkan Nur (petunjuk) Allah dengan mulut mereka dan Allah menolak
kecuali
menyelesaikan
petunjuk-Nya, walaupun orang-orang kafir merasa benci.
*Surat
An-Nahl (16) ayat 89
Pada
hari Kami bangkitkan pada setiap umat, pemberi bukti atas mereka dari diri
mereka, dan Kami datangkan kamu pemberi bukti atas orang-orang itu. Dan
Kami telah menurunkan Kitab (Al Qur’an) yang menerangkan atas tiap sesuatu
serta petunjuk dan rahmat dan kegembiraan bagi Muslimin.
Dari
ayat-ayat tersebut diatas dapatlah dipahami bahwa sesungguhnya Al Qur’an itu
telah lengkap,sempurna, benar dan adil tidak ada perubahan sepanjang masa serta
menerangkan semua persoalanyang ada di semesta raya ini. Namun kebanyakan
manusia belum sepenuhnya mengakui dan meyakiniatas kebenaran Al Qur’an, karena
minimnya informasi yang diperoleh dari Ayat-ayat Al Qur’an. Sebagiandari umat
Islam sendiri masih berpendapat bahwa Al Qur’an belum lengkap karena masih
bersifat global,padahal Al Qur’an sendiri menyatakan lengkap sempurna.Jika
orang diberi informasi tentang Al Qur’an umumnya mereka menolak dengan alasan
yang tidak logis.Seharusnya kalau kita belum sanggup untuk memahami dengan
benar janganlah cepat-cepat membuatvonis bahwa dalam Al Qur’an tidak ada
dalilnya, justru kita dituntut untuk lebih giat meneliti agarmemperoleh
keterangan yang logis sesuai dengan maksud yang sebenarnya, karena pemahamanmanusia
itu berkembang sesuai dengan tingkat peradaban yang berlaku secara
bertahap.Misalnya tentang adanya masyarakat manusia di planet lain di luar Bumi
ini, orang-orang barat begituserius mengadakan penelitian dengan biaya yang
sangat mahal dan mereka yakin bahwa diluar Bumi inipasti ada kehidupan atau ada
makhluk hidup. Padahal sebenarnya jauh-jauh sebelumnya Al Qur’an
telahmemberikan informasi yang menunjukkan bahwa di planet selain Bumi ini juga
telah berkembangmasyarakat manusia seperti halnya di Bumi ini. Sementara para
ilmuwan muslim hanya bertindak selakupenonton dan menunggu hasil penelitian
orang Barat.Sebenarnya sejak 15 abad yang lalu Al Qur’an telah menerangkan
berbagai persoalan yang ada di jagadraya ini, cuma masalahnya sistem pendidikan
yang selama ini diajarkan hanyalah berupa hafalan-hafalansehingga pada umumnya
anak didik kita banyak yang tidak bisa memahami tentang sesuatu.
Seringkaliorang dipaksa untuk percaya begitu saja secara taklid buta walaupun
kadang-kadang keterangan yangdisampaikan tidak sejalan dengan pemikiran secara
wajar. Ironisnya para Sarjana kitapun masih banyakyang kurang kritis dan
teliti, bahkan mereka juga mengikuti pemahaman ratusan atau bahkan ribuantahun
yang lalu, sehingga posisi kita sering selalu ketinggalan, terutama dalam hal
Ilmu Pengetahuandan Teknologi.Bahkan tidak jarang para ‘Ulama kita pun dalam
menjelaskan tentang sesuatu sering menemui jalanbuntu dan terbentur pada
hal-hal yang tidak terjawab, akibatnya orang hanya percaya tanpa mengertiyang
dipercayai bahkan sering bertentangan dengan alam pikirannya sendiri. Padahal
yang namanya“SOAL” pasti ada “JAWABNYA”, maka sekali lagi bahwa Al Qur’an pasti
bisa menjawab segala persoalan(periksa kembali Surat An-Nahl (16) ayat
89).Selama ini kita telah terkunci oleh doktrin-doktrin (ajaran) yang
disampaikan oleh orang tua kita, atauseorang yang dituakan, para guru atau
Mubaligh, Kyai dan yang sejenis itu. Karena umumnya orangberanggapan bahwa
apapun yang disampaikan oleh mereka itu pasti benar dan tidak pernah ada yangsalah.
Kalau kita mau memperhatikan kondisi di sekitar kita, bahwa saat sekarang ini
umat Islam bahkanpara Da’i kita pun jarang sekali menggunakan Al Qur’an sebagai
rujukan dalam menjawab setiappersoalan.
BENARKAH
ADA KEHIDUPAN MANUSIA DI PLANET LAIN?
Jika
hal ini ditanyakan kepada seseorang di antara kita, ternyata satu sama lain
memberikan jawabanyang berbeda. Tetapi kebanyakan di antara mereka memberikan
jawaban tidak ada, belum yakin,ragu-ragu karena dikatakan oleh mereka bahwa
sekarang ini Amerika atau orang Barat belummenemukan. Inilah kenyataan yang
terjadi, bahwa orang cenderung lebih percaya kepada orang Amerika
daripada
kepada Wahyu yang ada dalam Al Qur’an.Hal demikian memang wajar-wajar saja,
karena:
1. Pihak Amerika-lah yang memang getol
mengadakan penelitian tentang keadaan ruang angkasa, makamereka yang dianggap
lebih mengetahui kondisi ruang angkasa itu.
2. Dari hasil penelitian pihak Amerika
maupun Negara lain yang juga menyelidiki ruang angkasa belumada tanda-tanda
tentang kehidupan di luar Bumi ini.
3. Para ilmuwan Muslim sendiri hampir
tidak ada yang mengadakan penelitian ke ruang angkasa, sehingga mereka lebih
baik menunggu hasil penelitian mereka.
4. Para ilmuwan Muslim dalam
penyelidikan tentang Al Qur’an barangkali masih belum menyeluruh,sehingga kalau
diberi informasi tentang Kitab Sucinya sendiri masih ragu, bahkan cenderung
menolak karena kata mereka di Al Qur’an tidak ada yang menyatakan begitu. Itulah
fenomena yang terjadi dalam masyarakat kita, terutama masyarakat Islam sendiri
karena kurangnya informasi tentang Al Qur’an, tetapi anehnya kalau diberi tahu
tentang Al Qur’an juga belum tentu mau menerima atau paling tidak merupakan
bahan kajian, tetapi itulah faktanya. Sementara bagi orang-orang yang memang
benar-benar beriman kepada penjelasan Allah yang disampaikan oleh Nabi tentu
menanyakan kepada Nabi. Akan tetapi karena sekarang Nabi sudah tiada, maka kita
harusmenanyakan kepada yang mengutus Nabi yaitu Allah dimana Allah telah
menjelaskan semua itu melaluiWahyu dalam Al Qur’an.Memang dalam menanggapi
keterangan yang sangat mengejutkan ini haruslah dengan kejernihan hati, dan
jangan ditanggapi dengan keangkuhan kepala (otak), dengan hati yang jernih,
maka kepala punakan dingin. Ada beberapa hal yang perlu dipahami secara cermat
dan hati-hati agar kita benar-benar memperoleh pengertian yang sewajarnya dan
dimengerti oleh semua pihak. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Pengertian tentang DUNIA.
2. Pengertian tentang SAMA’/SAMAWAT.
3. Pengertian tentang DABBAH.
DUNIA
Selama ini orang menganggap seolah-olah
yang dimaksud dunia ini hanyalah Bumi ini saja, padahal dunia itu begitu luasnya, sedangkan
Bumi ini hanyalah merupakan debu yang sangat kecil jika dibandingkan dengan
dunia. Dunia adalah semesta raya ini dan bukannya hanya Bumi saja, karena itu kalau
kita sering mendengar bahwa dunia ini nantinya akan dihancurkan pada hari
kehancuran total dengan istilah “Yaumus Sa’ah”, maka yang dihancurkan bukan
hanya Bumi ini, tetapi seluruh jagad raya yang ada di semesta ini.Semesta raya
ini terdiri dari milyaran Bintang, setiap Bintang di angkasa merupakan satu
solar system (Tata Surya). Oleh karena
itu hendaklah kita merubah cara berpikir dalam memahami suatu persoalan sehingga
pengertian itu bisa diterima oleh pikiran secara wajar dan sejalan dengan ilmu
pengetahuan. Informasi yang selama ini telah berkembang di kalangan masyarakat,
baik masyarakat Islam maupunumum bahwa Hari Qiyamat itu adalah hari kehancuran
total, padahal pengertian seperti itupun harus diadakan koreksi, agar bisa
dipahami secara rasional. Sehubungan dengan hari kehancuran total ada dua
istilah yang harus dipahami dengan hati yang jernih yaitu:
Yaumul Qiyamah dan Yaumus Sa’ah. Qiyam
artinya “berdiri” sedangkan Sa’ah artinya “waktu”. Maka Hari Qiyamat adalah
suatu hari berdiri atau hari kebangkitan di akhirat nanti, maka dia bukanlah hari kehancuran total.
Sedangkan Sa’ah yaituhari dimana yang hidup ini akan mati, termasuk dunia atau
jagad raya ini akan dihancurkan maka itulah yang dimaksud dengan Yaumus Sa’ah
atau hari kehancuran total tadi. Maka antara Hari kehancuran totaldengan hari
kiamat jelas waktunya sangat berbeda. Pemahaman demikian juga termasuk point tentang
pengertian
suatu istilah dalam Ayat Al Qur’an. Jika
dalam memahami suatu istilah kurang tepat makaakan terjadi kesalahan dalam
penentuan kesimpulan. Maka semakin jelas
bahwa yang dimaksud dengan “DUNIA” adalah
semesta raya ini atau jagad raya inidan bukan Bumi ini saja. Sebagai bahan penganalisaan perhatikan
petunjuk Allah dalam surat Al-Mulk(67) ayat 5 berikut ini :
*Terjemahan
Departemen Agama RI. Pelita II/1977-1978:
Sesungguhnya kami
telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami
jadikan bintang-bintang itu alat pelempar setan. Dan Kami sediakan mereka
siksa Neraka yang menyela-nyala.
*
Terjemahan Lembaga
Percetakan Al Qur’an Raja Fahd di Madinah al Munawarah; Surat Mulk ayat5, hal
956:
Sesungguhnya Kami
telah menghiasai langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami
jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan
bagi mereka siksa Neraka yang menyala-nyala.
*Selanjutnya
terjemahan Proff. Mahmud Yunus, penerbit Alma ‘Arif, Bandung:
Sesungguhnya Kami
hiasi langit yang hampir ke dunia dengan beberapa pelita (bintang-bintang)
dan Kami jadikan tahi-tahi bintang untuk pelempar syetan-syetan, dan Kami
sediakan untuk mereka siksa neraka.
Secara wajar Ayat tersebut sebaiknya
diartikan sebagai berikut: “Dan sungguh Kami hiasi ANGKASADUNIA = angkasanya
semesta raya (langitnya semesta raya ini) dengan bintang-bintang
(pelita-pelita)dan Kami jadikan dia (bintang-bintang itu) ancaman (rujuman)
bagi setan-setan. Dan kami sediakan atas mereka siksa yang membakar”.Jika
“sama’a dunya” diartikan dengan “langit yang dekat dengan Bumi” atau “langit
yang hampir ke dunia”maka langit manakah yang jauh dari dunia, atau bahkan
pengertian dunia seolah-olah hanyalah Bumi ini. Maka semestinya dia harus
diartikan “angkasa dunia”, dia adalah angkasanya atau langitnya semesta raya
ini dan bukan hanya langitnya Bumi. Jadi petunjuk Allah pada surat Al-Mulk (67)
ayat 5 tersebut diatas memberikan penjelasan kepada manusia bahwa semua
bintang-bintang itu merupakan hiasan yang sangat indah yang ada di angkasa atau
langitnya dunia atau langitnya semesta raya. Coba perhatikan ketika malam hari
betapa jumlahbintang yang milyaran itu tak terhitung banyaknya, sangat indah
menghiasi angkasa (langit) di semestaraya jika dipandang dari Bumi maupun dari
planet lain. Semua bintang itu tidak hanya diatas Bumi sajatetapi tersebar di
seluruh jagad raya, maka benarlah kalau demikian bahwa yang dimaksud dengan
dunia adalah seluruh jagad raya ini, karenanya kalau nanti dunia akan
dihancurkan pada Hari Sa’ah adalah seluruhnya bukan hanya Bumi. Kemudian dalam
Ayat tersebut diatas dijelaskan bahwa bintang-bintang itu merupakan ancaman
bagi setan-setan, tentunya nanti di Akhirat dan bukannya sebagai pelempar
setan. Kapan Allah pernah melempar setan dengan bintang yang sangat besar itu? Padahal keadaan bintang itu sama dengan Surya
(Matahari) kita, maka setan mana yang
dilempar dengan benda sebesar itu. Untuk memahami pengertian tentang setan maka
perhatikanlah petunjuk Allah berikut ini:
*Surat Al-Baqoroh (2)
ayat 14
Dan bila mereka
berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami
telah beriman.” Dan bila mereka berlalu kepada syaitan-syaitan mereka,
mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami bersama dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok.
*Surat Al-An’am (6)
ayat 112
Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan
(dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka mewahyukan
kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang mewah fatamorgana.
Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka biarkanlah
mereka dan apa yang mereka ada-adakan .
Dari dua ayat
diatas dapat dipahami bahwa setan itu adalah terdiri dari setan jin dan setan
manusia,maka dia adalah sifat yang dimiliki oleh jin dan manusia yang
senantiasa melanggar atau menolakhukum-hukum Allah, karena itu setan-setan itu
diancam dengan Neraka (API) tetapi itu baru ancaman,dan pelaksanaannya adalah
nanti di Akhirat. Tentunya yang berlaku bagi manusia bukanlah setan jin tetapi
setan manusia, karena itu banyak Ayat yang menyatakan bahwa setan itu adalah
musuh nyata bagimu, artinya setan itu nyata dan kongkrit berupa setan manusia
yang senantiasa menentang hokum Allah dan mengajak manusia lain untuk kafir
atau menolak. Maka yang dimaksud dengan dunia bukanlah hanya Bumi ini tetapi
seluruh semesta atau jagad raya. Kalau ada orang mengatakan bahwa hidup di
dunia ini, berarti hidup di jagad raya ini dan bukan hanya diBumi saja. Kalau
dunia akan dihancurkan, maka yang dihancurkan bukan hanya Bumi ini saja tetapi seluruh
semesta. Sedangkan Bumi ini hanyalah salah satu planet dari anggota Tata Surya
kita,sedangkan Tata Surya kita ini hanyalah merupakan gugus Bima Sakti berarti
hanya bagian kecil dariBima Sakti itu.Coba kita perhatikan ada berapa Galaksi
di angkasa itu yang di dalamnya ada milyaran bintang-bintang,untuk apa semua
itu diciptakan Allah kalau dibiarkan kosong tanpa penghuni, Mubazirkan ?
padahalsemua itu diciptakan Allah bukan untuk main-main ?
SAMA’/SAMAWATMemang
benar bahwa berdasarkan arti bahasa bahwa Samawat adalah bentuk jamak dari
Sama’ yang pada umumnya diartikan “langit” atau “angkasa”. Namun sejalan dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka sama’ belum tentu selalu
berarti langit. Sedangkan yang dimaksud langit adalah awang-awang kosong begitu
luasnya. Tiap-tiap planet memiliki langit, sedangkan planet-planet itu tak
terhitung jumlahnya di semesta raya ini. Di dalam wilayah Tata Surya kita saja
ada10 planet dan baru 9 yang diketemukan dan masing-masingnya memiliki langit. Sebagai
ilustrasi kami berikan keterangan lain yang hampir mempunyai nilai pandang yang
sama. Kalau orang membuat balai untuk tempat tidur yang terbuat dari kayu biasa
(bukan Spring Bed) maka ketika tempat tidur itu dipasang, dibawahnya ada suatu
ruangan yang biasa disebut “kolong” atau orang Jawa bilang “longan”. Ketika
orang sedang membuat balai tempat tidur tadi, maka dia sama sekali
tidakmerencanakan untuk membuat kolong atau longan tadi. Tetapi setelah tempat
tidur itu dipasang maka mau tidak mau longan atau kolong itu pasti jadi dengan
sendirinya. Dan kalau tempat tidur itu dibongkar maka longan tadi pun akan
hilang dengan sendirinya. Ilustrasi ini seperti halnya langit tadi. Ketika
dulunya semesta raya ini belum ada yang ada hanyalahkekosongan, dan tidak ada
yang namanya langit. Tetapi setelah Allah menciptakan seluruh bintang dan planet-planet
itu maka muncullah yang namanya langit tadi. Akan tetapi kalau nantinya Allah
menggulungsemua benda-benda angkasa itu maka yang disebut langit itu akan
lenyap dengan sendirinya. Maka Allah tidak pernah menciptakan langit, karena
langit itu ada dengan sendirinya. Demikian juga orangyang membuat tempat tidur
tadi tidak pernah membuat longan tetapi jadi dengan sendirinya ketikatempat
tidur itu dipasang. Itulah gambarannya
langit menurut logika dan juga menurut Ilmu Pengetahuandan Teknologi. Berdasarkan
keterangan para ahli astronomi/ahli ruang angkasa bahwa langit Bumi ini saja
ada tiga lapis:* Lapisan s.d. 11 mil di atas Bumi disebut TROPOSFIR/ATMOSFIR.*
Lapisan 11 s.d. 300 mil di atas Bumi disebut STRATOSFIR.* Lapisan di atas 300
mil disebut : IONOSFIR.
Kesemuanya itu
disebut dengan “LANGIT” yang menurut Al Qur’an disebut: SAMA’. Sekiranya orang mau
memperhatikan Ayat-ayat Al Qur’an maka masing-masing istilah Sama’ ternyata
mempunyai arti yang berbeda satu sama lain. Tetapi dalam memahami pengertian
ini hendaknya dengan kejernihan hati,sehingga pikiran menjadi tenang.
*Surat Al-An’am (6)
ayat 99
DIA-lah yang
menurunkan air (hujan) dari sama’ (atmosfir) lalu Kami keluarkan dengannya
tetumbuhan…
*Surat Al-Baqoroh (2)
ayat 29
DIA-lah yang
menciptakan untukmu apa-apa di Bumi semuanya, kemudian menyelesaikan atas
sama’ (Tata Surya) lalu DIA sempurnakan tujuh Samawat (planet-planet) dan
DIA mengetahui tiap sesuatu.
*Surat An-Nahl (16)
ayat 79
Tidaklah mereka
memperhatikan pada yang melayang diedarkan pada kekosongan angkasa (yaitu
Tata Surya), tiada yang menahan kecuali DIA (ALLAH). Bahwa pada yang
demikian merupakan Ayat bagi kaum yang beriman.
*Surat Al-Furqon (25)
ayat 25
Dan pada hari terpecah
sama’ (Tata Surya) dengan bencana besar dan diturunkan Malaikat
dengan turunnya.
*Surat Fushilat (41)
ayat 11
Kemudian
menyelesaikan atas sama’ (Tata Surya) dan dia berupa gumpalan api (waktu itu)
lalu DIA katakan padanya (sama’) dan pada Bumi, datanglah (berfungsilah) secara
patuh atau terpaksa.Keduanya berkata: “kami datang secara patuh (berfungsi
menurut orbitnya masing-masing).
Kalau
diperhatikan, maka sama’ mempunyai berbagai arti:* Sama’ bisa berarti
atmosfir.* Sama’ bisa berarti Tata Surya.* Sama’ bisa berarti semesta raya
ini.* Sama’ bisa berarti angkasa/langit.Kalau kita perhatikan dengan seksama
maka: Surat Al-An’am (6) ayat 99, menyatakan bahwa hujanditurunkan dari sama’,
maka dia pasti turun dari atmosfir. Karena tidak mungkin hujan itu turun dari stratosfir
apalagi dari ionosfir.Surat Al-Baqoroh (2) ayat 29 dinyatakan bahwa Bumi ini
banyak dengan istilah “Ardhu jami’an” (Bumisemuanya), sebab kalau Bumi hanya
satu tidak mungkin dikatakan semuanya. Kemudian dinyatakandiselesaikan atas
sama’ berarti Bumi yang jumlahnya banyak itu menjadi satu susunan sama’
yangmestilah satu Tata Surya, dengan keterangan ada tujuh Samawat
(planet-planet) di atas Bumi ini. Makasama’ pada ayat ini berarti adalah Tata
Surya.Surat An-Nahl (16) ayat 79 yang
menyatakan benda yang
melayang pada kekosongan angkasa berartiadalah seluruh benda-benda angkasa atau
Tata Surya itu memang melayang yang diedarkan padakekosongan angkasa berarti di
semesta raya itu, maka sama’ disini adalah semesta raya. SuratAl-Furqon (25) ayat
25 menyatakan : “Pada hari terpecah sama’
dengan bencana besar,
….. makasama’ pada Ayat tersebut tidak mungkin diartikan “langit” yang
terpecah, tapi yang terpecah adalah TataSurya itu. Yaitu pada saat terjadinya
bencana besar (kehancuran total) maka seluruh Tata Surya itu akanterpecah
susunannya, tidak beraturan karena adanya benturan dan goncangan yang sangat
dahsyat
Maha mendengar dan
melihat.
*Surat An-Nahl (16)
ayat 49
Dan bagi Allah Sujud
apa-apa yang di Samawat dan apa-apa yang di Bumi dari dabbah dan Malaikat
dan mereka tidak menyombongkan (diri).
Ayat-ayat
tersebut dapatlah dipahami sebagai berikut:
1. Allah yang menyusun
(menciptakan) Samawat dan Bumi, dan keadaan di Samawat itu juga terjadi
perkembangbiakan baik binatang ternak maupunmanusia, sehingga keadaan di sana
menjadi ramai karena mestinya jumlah penduduknya semakin lama semakin banyak.
2. Diantara masyarakat manusianya yang ada di
sana juga melakukan sujud kepada Allah dalam artiShalat dalam rangka
melaksanakan perintah Allah sebagaimana yang ada di Bumi ini. Dari SuratAn-Nahl
(16) ayat 49 itu dibedakan antara dabbah dan Malaikat, padahal pengertian
dabbah itu termasukdi dalamnya adalah manusia.
3. Maka tidak ada alasan bahwa yang sujud disana
hanyalah Malaikat tetapi juga termasuk di dalamnyaadalah manusia. Lagi pula
apakah Malaikat itu harus berpasang-pasangan sebagaimana yang dimaksudpada
Surat As-Syuura (42) ayat 11 tadi. Maka yang berpasangan (jodoh) dan kemudian
menjadi banyakadalah manusia dan binatang-binatang.Selanjutnya perhatikan
analisa Ayat berikut ini:
*Surat Ali-Imron (3)
ayat 190
Sesungguhnya pada
penciptaan Samawat dan Bumi serta pergantian siang dan malam
merupakan pertanda bagi ulul albab (para peneliti/ahli pikir).
*Surat Ruum (30) ayat
22
Dan dari ayat-ayat-NYA
penciptaan Samawat dan Bumi serta perbedaan lidahmu (bahasamu)
dan warnamu, bahwa pada yang demikian adalah ayat bagi orang-orang yang
ingin tahu.
*Surat Al-Ma’aarij
(70) ayat 40
Maka janganlah AKU
bersumpah dengan Tuhan timur-timur dan barat-barat, bahwa Kami
adalah menentukan.
Perhatikanlah
bahwa di Samawat yang diciptakan Allah itu juga terjadi adanya pergantian siang
dan malam seperti halnya di Bumi ini. Di sana juga manusianya terdiri dari
bermacam-macam bahasa serta perbedaan warna kulitnya, sebagaimana yang kita
saksikan di muka Bumi ini, ada yang berkulit putih,ada yang sawo matang, ada
yang hitam dan lain-lain. Istilah timur-timur dan barat-barat menandakan bahwa
timur dan baratnya itu banyak (tidak hanya satu),maka disetiap Samawat itu juga
ada timur dan baratnya, seperti juga yang ada di Bumi ini. dan semua timur dan
barat yang ada di sana itu juga merupakan daerah kekuasaan Allah yang satu.
Arah timur dan barat itu ada karena adanya kutub utara dan selatan, yang
kemudian berbentuk globe seperti Bumi ini,maka kemudian timbulah suatu arah
yang orang mengatakan timur dan barat itu. Kalau sekiranya Samawat itu
diartikan langit, maka orang akan kesulitan bahkan tidak mungkin bias menentukan
arah yang dinamakan dengan timur atau barat itu. Itulah makna Al Qur’an sebagai
petunjuk bagi semua manusia yang suka memikirkan. Dalam keterangan ini juga
merupakan pemahaman tentang istilah dalam Ayat yang harus dipahami berdasarkan
pemikiran secara wajar sehingga bisa dimengerti oleh semua pihak dan sejalan
dengan keadaan yang berlaku di jagad raya ini. Kalau setiap keterangan tidak
bisa dipahami menurut akal sehat, maka siapapun akan selalu bertanya-tanya,
bahkan selalu dibayangi keraguan, akibatnya muncul sikap masa bodoh dan tidak
ada
kepastian. Hal demikian terjadi karena hampir sebagian
besar orang-orang Islam kurang serius dalam menganalisa dan mendalami Al
Qur’an, bahkan cenderung monotone secara tradisional secara turun temurun
dengan doktrin yang mematikan kreatifitas. Orang lebih suka mengikuti apa yang
sudah ada tanpa ada keberanian untuk melakukan pendalaman dan pengkajian secara
teliti, walaupun pengertian yang di dapat selama ini banyak yang bertentangan
dengan alam pikirannya sendiri. Ironisnya para Sarjana kita pun masih banyak yang
mengikuti cara-cara seperti itu, walaupun tidak semuanya. Selanjutnya
perhatikan Ayat-ayat berikut:
*Surat Luqman (31)
ayat 10 dan 20
10) DIA ciptakan
Samawat (planet-planet) tanpa tiang seperti yang kamu lihat, dan DIA tempatkan
di Bumi rawasia untuk memberi kekuatan padamu, dan DIA kembang biakkan
padanya dari dabbah dan Kami turunkan air dari angkasa lalu Kami tumbuhkan
padanya dari setiap pasangan yang mulia. 20)Tidakkah kamu perhatikan bahwa
Allah mengedarkan untukmu apa-apa yang di Samawat dan apa-apa yang di Bumi
serta mencukupkan atasmu nikmat-NYA lahir batin? Dan dari manusia itu ada
yang menyanggah Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk dan tanpa Kitab yang
menerangkan.
*Surat Saba’ (34)
ayat 24
Katakanlah : Siapakah
yang memberi rezki padamu di Samawat dan Bumi? Katakanlah: ALLAH,Kamikah atau
kamukah atas petunjuk atau pada kesesatan nyata.
*Surat Al-Jatsiyah
(45) ayat 13
Dan DIA edarkan
bagimu apa-apa yang di Samawat dan apa-apa yang di Bumi semuanya dari-NYA.Bahwa
yang demikian adalah Ayat bagi kaum yang berpikir.
*Surat Ali-Imron (3)
ayat 83
Apakah selain agama
Allah yang mereka cari? Padahal bagi-NYA telah Islam orang-orang yang
di Samawat dan di Bumi dengan patuh dan terpaksa, dan kepadaNYA mereka
akan dikembalikan.
*Surat Yusuf (12)
ayat 105
Banyak diantara
Ayat-ayat di Samawat dan di Bumi mereka melewatinya dan berpaling padanya.
*Surat Ad-Dukhaan
(44) ayat 38
Tidaklah Kami
ciptakan Samawat dan Bumi serta diantaranya dengan main-main. Tidaklah Kami
ciptakan semua itu kecuali secara haq tapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.
*
Surat Jaatsiyah (45)
ayat 22
Dan Allah menciptakan
Samawat dan Bumi secara haq agar dibalas setiap diri menurut usahanya
dan mereka tidak didzalimi.
Kalau
diperhatikan dengan cermat Ayat-ayat tersebut maka dapat dipahami sebagai
berikut:
(lihat Surat Luqman(31) ayat 10).
2. Bahwa di
planet-planet itu juga telah berkembang berbagai makhluk yang terdiri dari bermacam-macam
makhluk bernyawa seperti binatang dan manusia yang diistilahkan “dabbah”.
3. Diantara manusia
itu ada yang suka menyanggah dan membantah keterangan Allah, tanpa dasar
ilmudan tanpa petunjuk tetapi hanya atas dasar katanya si Anu dan lain-lain
(Surat Luqman (31) ayat 20).
4. Di sana juga
diturunkan hujan sehingga menimbulkan banyak berbagai tetumbuhan dari berbagai macam
untuk kebutuhan hidup bagi manusia dan makhluk lainnya di planet itu.
5. Semua makhluk yang
ada di sana juga diberikan rezki atas ketentuan Allah. Dan diantara manusiayang
ada disana ada juga yang sadar akan hukum Allah tapi ada juga yang sesat
seperti halnya yangada di Bumi (Surat Saba’ (34) ayat 24).
6. Di antara manusia
yang ada disana ada yang Islam secara taat, ada juga yang Islam terpaksa (tidak
sungguh-sungguh)
(Surat Ali-Imron (3) ayat 83).
7. Banyak disampaikan
Ayat-ayat Allah sebagai peringatan bagi manusianya, tetapi nyatanya jugabanyak
yang lewat dan berpaling menolak. (Surat Yusuf (12) ayat 105).
8. Allah menciptakan
itu bukanlah untuk main-main tetapi sengaja diciptakan memang untuk
ditempatimanusia dan juga merupakan ujian tentang baik dan buruk untuk nanti di
balas di Akhirat (SuratAd-Dukhaan (44) ayat 38 dan Surat Jaatsiyah (45) ayat
22). Maka cukup jelas bahwa ternyata memang di setiap planet itu telah
berkembang dari masyarakat manusia seperti yang ada di Bumi ini dengan naluri
yang sama, sikap dan perilaku yang sama pulahanya saja berbeda bahasa dan warna
kulit. Kalau sekiranya manusia itu teliti dan memperhatikan Ayat-ayat Al Qur’an
dalam penganalisaan, maka akan diperoleh keterangan dan petunjuk bahwa nantinya
manusia itu akan mampu menjelajah antaraplanet asal saja mereka mampu
menciptakan atau mewujudkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ruangangkasa yang
dalam Al Qur’an disebut “SULTHON” atau “DAYA” yang mestinya berupa pesawat
ruangangkasa berupa “PIRING TERBANG” yang anti gravitasi, perhatikan Ayat
berikut:
*Surat Ar-Rohmaan
(55) ayat 33
Wahai masyarakat jin
dan manusia, jika kamu sanggup melintasi daerah Samawat dan Bumi
(ruang angkasa) maka lintasilah. Tidaklah kamu bisa melintasi kecuali
dengan sulthon (daya – IPTEK).
Ayat
tersebut memberikan petunjuk bahwa nantinya jin maupun manusia akan mampu
melintasi ruangangkasa dalam arti mampu menjelajah antar planet ketika dia
sudah mampu menciptakan sulthon yaitudaya atau kekuatan yang berupa pesawat
ruang angkasa (mestinya sejenis Piring Terbang, karenadengan bentuk seperti
cakram akan bergerak ke segala arah dengan cepat. Bentuk itu mirip denganbentuk
galaksi).Dengan penjelajahan antar planet demikian akan diketahui bahwa
ternyata disana juga berpendudukmanusia sebagaimana yang ada di Bumi ini. Jika
hal itu telah dibuktikan berarti orang mau tidak mauharus mengakui akan
kebenaran Al Qur’an. Kalau sekarang ini orang baru mempercayai, tapi
nantinyaakan meyakini. Maka dengan begitu juga akan muncul teori-teori baru dan
bahkan mungkin akanmenggagalkan teori lama yang semula sudah dianggap benar,
karena sudah tidak cocok lagi dengankenyataan yang ada.Sekarang ini manusia
Bumi baru bisa mendarat di Bulan dan ada yang mendarat di Planet Mars tetapitanpa
awak. Tunggulah perkembangan berikutnya kalau memang anda tidak percaya dengan
informasidari Ayat Al Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar